Amanda Manopo Mengidap Penyakit Apa? Buka-Bukaan Kondisi Kesehatan sebelum Menikah

Ruth Meliana Suara.Com
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 13:03 WIB
Amanda Manopo Mengidap Penyakit Apa? Buka-Bukaan Kondisi Kesehatan sebelum Menikah
pernikahan Amanda Manopo dan Kenny Austin (Instagram/@amandamanopo)

Suara.com - Amanda Manopo resmi melepas masa lajangnya. Ia menikah dengan Kenny Austin pada Jumat, 10 Oktober 2025.

Sebelum menikah, Amanda Manopo ternyata sempat buka-bukaan mengenai kondisi kesehatannya. Lalu, apa penyakit yang diderita Amanda Manopo? 

Pengakuan Amanda Manopo tentang Penyakitnya

Potret Amanda Manopo (Instagram)
Potret Amanda Manopo (Instagram)

Amanda Manopo mengungkap dirinya mengidap epilepsi. Ia menjelaskan bahwa epilepsi yang dideritanya bisa membuat tubuhnya mengalami kejang. 

Oleh sebab itu, Amanda mengaku harus berhati-hati agar tidak terlalu lelah saat menjalani aktivitas sehari-hari.

“Dalam kondisi tertentu, seperti saat saya sangat lelah, saya bisa merasakan gejala epilepsi,” ujar Amanda Manopo dalam wawancara di YouTube Kemal Pelvi pada 2023 silam.

Sebagai referensi, epilepsi adalah gangguan neurologis yang memengaruhi aktivitas otak. Kondisi ini biasanya menyebabkan serangan kejang. 

Amanda Manopo pun berusaha berdamai dengan penyakit epilepsi yang dideritanya. Ia telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatannya, salah satunya dengan mengatur jadwal kerja dan istirahatnya.

“Kini, saya telah mengatur jadwal syuting saya, dan kami harus menyelesaikannya sebelum jam sembilan malam. Hal ini untuk memastikan bahwa saya memiliki waktu yang cukup untuk istirahat dan tidur yang berkualitas, yang sangat penting bagi saya,” jelasnya.

Baca Juga: Total Harga Suvenir Pernikahan Amanda Manopo dan Kenny Austin Dispill Sahabat: Kayak Menang Lomba

Amanda juga membeberkan salah satu hal yang harus ia hindari, yaitu tidak overthinking. Menurutnya, jika dirinya terlalu banyak memikirkan sesuatu, tidurnya bisa terganggu.

“Terlalu banyak pikiran dapat memicu serangan epilepsi saya, dan kadang-kadang saya bahkan sulit tidur karena gangguan ini,” tambahnya.

Meski demikian, kabar mengenai penyakit epilepsi yang diderita Amanda Manopo sejak pengakuannya 2023 lalu tidak lagi terdengar. Kini aktris cantik ini tengah berbahagia membina rumah tangga bersama Kenny Austin.

Mengenal Epilepsi: Kejang Tanpa Alasan yang Jelas

Ilustrasi epilepsi. (Shutterstock)
Ilustrasi epilepsi. (Shutterstock)

Menyadur dari Alodokter, seseorang dinyatakan menderita epilepsi jika pernah mengalami kejang lebih dari satu kali tanpa penyebab yang jelas.

Penyakit ini dapat diderita oleh semua kelompok usia, tetapi biasanya dimulai saat masih anak-anak atau saat berusia lebih dari 60 tahun.

Epilepsi disebabkan oleh aktivitas listrik yang tidak normal di otak. Beberapa dugaan terkait kejadian epilepsi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antaranya cedera kepala, maformasi arteri vena, meningitis, HIV/AIDS, lumpuh otak atau cerebral palsy, Sindrom Down, hingga neurofebritis.

Ada juga beberapa kondisi atau penyakit yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami epilepsi, di antaranya:

  • Kelahiran prematur
  • Kelainan otak pada saat lahir
  • Lahir dalam kondisi kekurangan oksigen atau hipoksia
  • Diabetes selama kehamilan
  • Perdarahan otak
  • Tumor otak
  • Riwayat epilepsi dalam keluarga
  • Stroke
  • Penyakit Alzheimer
  • Penyalahgunaan NAPZA, seperti Kokain
  • Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Demensia
  • Infeksi saat kehamilan sehingga janin mengalami kerusakan otak

Gejala utama epilepsi adalah kejang. Ada dua jenis kejang pada penderita epilepsi, yakni kejang total dan kejang parsial atau sebagian.

Kejang total adalah kejang yang terjadi pada seluruh tubuh. Sedangkan kejang parsial hanya terjadi di bagian tubuh tertentu.

Kejang total terbagi menjadi beberapa jenis:

  • Kejang tonik-klonik: ditandai dengan gerakan menghentak, tergigitnya lidah, dan sulit bernapas
  • Kejang absans: ditandai dengan tatapan mata yang kosong, hilangnya kesadaran diri, dan tidak mengingat kejadian di sekitarnya
  • Kejang atonik: ditandai dengan tubuh lemas, penurunan kesadaran, dan pingsan
  • Kejang mioklonik: ditandai dengan gerakan cepat pada otot secara tiba-tiba pada salah satu atau kedua lengan

Kejang parsial terbagi menjadi beberapa jenis:

  • Kejang parsial sederhana: ditandai dengan kejang yang terjadi di satu bagian tubuh tetapi penderitanya tidak mengalami penurunan kesadaran
  • Kejang parsial kompleks: kejang yang membuat penderita mengalami penurunan kesadaran, melamun dengan tatapan kosong, dan melakukan gerakan berulang seperti menggosok tangan, mengunyah, atu jalan berputar-putar

Walaupun penyebab utamanya belum diketahui secara pasti, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terkena epilepsi, di antaranya:

  1. Rutin berolahraga untuk menjaga berat badan ideal
  2. Memperbanyak konsumsi buah sayur, dan biji-bijian untuk mendapatkan gizi lengkap dan seimbang
  3. Menggunakan alat pelindung diri seperti helm atau sabuk pengaman saat berkendara
  4. Tidak merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol
  5. Memeriksakan kandungan secara ruitn untuk menurunkan risiko terjadinya epilepsi pada bayi

Kontributor : Rizky Melinda

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI