UNU Yogyakarta dan Danone Perkuat Kolaborasi Global untuk Ketahanan Pangan Lewat MENA 2025

Arif Budi Suara.Com
Rabu, 15 Oktober 2025 | 16:05 WIB
UNU Yogyakarta dan Danone Perkuat Kolaborasi Global untuk Ketahanan Pangan Lewat MENA 2025
UNU Yogyakarta dan Danone Perkuat Kolaborasi Global untuk Ketahanan Pangan Lewat Program MENA 2025 di Mesir. (Ist)
Baca 10 detik
  • UNU Yogyakarta dan Danone melanjutkan program MENA Expert Exchange 2025 di Mesir memperkuat inovasi pangan dan peternakan berkelanjutan.

  • Delegasi Indonesia mempelajari praktik terbaik Mesir dalam smart farming, efisiensi air, dan sistem distribusi pangan terintegrasi.

  • UNU Yogyakarta menjajaki kerja sama riset dan pertukaran mahasiswa, sementara PBNU–Mesir sepakat membentuk satuan tugas pendidikan generasi muda.

Suara.com - Komitmen untuk mendukung akses nutrisi berkelanjutan, inovasi peternakan, dan ketahanan pangan nasional terus diperkuat oleh Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta bersama Danone Indonesia.

Langkah terbaru ini diwujudkan melalui kelanjutan program Indonesia–Middle East and North Africa (MENA) Expert Exchange 2025 yang kini menyambangi Mesir.

Program ini menjadi platform krusial untuk pertukaran pengetahuan lintas negara, dengan fokus utama pada inovasi pangan, praktik peternakan sapi perah yang baik, serta strategi pemberdayaan peternak.

Rektor UNU Yogyakarta, Widya Priyahita Pudjibudojo menyatakan bahwa program ini memiliki dampak yang sangat luas.

Menurutnya kolaborasi ini tidak hanya memperkaya wawasan akademik, tetapi juga membuka pintu bagi kerja sama riset, pengembangan kajian Islam, dan talenta muslim di masa depan.

"Kami berharap kolaborasi lintas sektor yang terjadi melalui program ini dapat memberi manfaat jangka panjang bagi Indonesia," ujar Widya dalam keterangannya.

Bagi Danone Indonesia, sektor peternakan sapi perah menjadi salah satu fokus utama dalam mewujudkan Indonesia yang berketahanan pangan.

Head of Public Affairs & Sustainability Danone Indonesia, Ratih Anggraeni menegaskan komitmen pihaknya untuk mendorong praktik peternakan yang berkelanjutan dan berkualitas.

"Melalui pertemuan dengan berbagai institusi dan kunjungan lapangan, kami berharap untuk mempelajari dan selanjutnya memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Indonesia, untuk mengadopsi praktek-praktek terbaik dan inovasi yang sudah dilakukan di Mesir, sehingga ketersediaan, akses, pemanfaatan dan stabilitas pangan dapat terjaga, seiring dengan upaya peningkatan nutrisi pada generasi masa depan Indonesia," ujar Ratih.

Baca Juga: Inovasi dari Sragen, Gaungkan Bela Negara dengan Menjaga Ketahanan Pangan

Selama di Mesir, delegasi Indonesia mempelajari berbagai praktik unggulan, mulai dari inovasi riset efisiensi air dan smart farming di Agricultural Research Center (ARC), model pemberdayaan dari Egyptian Food Bank, hingga sistem produksi dan distribusi pangan terintegrasi di Al Watania.

Sebagai tindak lanjut nyata, UNU Yogyakarta kini tengah menjajaki potensi kerja sama riset dengan ARC dan Al Watania, serta peluang pertukaran mahasiswa dengan universitas ternama, Al Azhar University.

Di saat yang sama, PBNU dan Kementerian Wakaf Mesir juga menyepakati pembentukan satuan tugas bersama untuk advokasi dan pendidikan generasi muda.

Duta Besar RI untuk Mesir, Lutfi Rauf menyambut hangat inisiatif ini yang bisa memperkuat peran kedua negara menghadapi tantangan global.

“Kolaborasi ini mencerminkan eratnya hubungan Indonesia–Mesir serta membuka ruang kerja sama di bidang pangan, pendidikan, dan ekonomi. Program ini memperkuat peran kedua negara dalam menghadapi tantangan global, termasuk ketahanan pangan,” ujar Rauf.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI