Dianggap Cederai Ilmu Agama, Begini Sejarah Panjang Ponpes Lirboyo dan Tokoh Ulama Besarnya

Rabu, 15 Oktober 2025 | 17:27 WIB
Dianggap Cederai Ilmu Agama, Begini Sejarah Panjang Ponpes Lirboyo dan Tokoh Ulama Besarnya
Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur. [Instagram/@pondoklirboyo]
Baca 10 detik
  • Ponpes Lirboyo disorot setelah Trans7 menayangkan konten sinis, memicu tagar #BoikotTrans7 di media sosial.

  • Didirikan 1910 oleh KH Abdul Karim, Lirboyo diasuh ulama kharismatik dari KH Marzuqi Dahlan hingga KH M. Anwar Manshur.

  • Lirboyo telah mencetak banyak tokoh dan ulama besar berpengaruh di tingkat nasional dan NU, seperti Mbah Moen dan Gus Mus.

Suara.com - Pondok Pesantren Lirboyo, salah satu pesantren tertua dan paling berpengaruh di Kediri, Jawa Timur, menjadi sorotan setelah ditampilkan dalam program “Xpose UncensoredTrans7 pada 13 Oktober 2025.

Visual santri dan sosok pengasuh Ponpes Lirboyo KH. Anwar Manshur juga turut disebut, namun dibubuhi komentar sinis yang dianggap mencederai nilai ta’dzim dan martabat ulama.

Respons publik pun tak terbendung. Tagar #BoikotTrans7 viral di media sosial, menandai kekecewaan terhadap framing yang dianggap tidak menghargai tradisi dan spiritualitas pesantren.

Sejarah Pondok Pesantren Lirboyo

Pondok Pesantren Lirboyo didirikan pada 1910 oleh KH Abdul Karim di Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Abdul Karim merupakan ulama asal Magelang yang dikenal dengan sebutan Mbah Manab.

Awalnya, kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara sederhana di sebuah surau kecil, dengan metode pengajian kitab kuning secara sorogan dan bandongan.

KH Abdul Karim dikenal sebagai sosok yang sangat tawadhu dan istiqamah dalam mengajarkan ilmu agama. Beliau menanamkan nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan kedalaman ilmu kepada para santrinya.

Dalam waktu singkat, Lirboyo menjadi magnet bagi para pencari ilmu dari berbagai penjuru Nusantara.

Estafet Kepemimpinan: Dari KH Marzuqi Dahlan hingga KH Anwar Manshur

Baca Juga: Menteri Agama 'Turun Gunung' Mediasi Konflik Trans7 dan Ponpes Lirboyo

Setelah wafatnya KH Abdul Karim, kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh menantunya, KH Marzuqi Dahlan. Di bawah asuhan beliau, sistem pendidikan di Lirboyo mulai diperkuat dengan pembentukan madrasah formal, tanpa meninggalkan tradisi salafiyah.

KH Marzuqi juga dikenal sebagai ulama yang aktif dalam pergerakan kemerdekaan dan sangat dihormati di kalangan Nahdlatul Ulama.

Kepemimpinan kemudian diteruskan oleh putra KH Marzuqi, yaitu KH A. Idris Marzuqi. Beliau berperan besar dalam modernisasi sistem pembelajaran, termasuk pendirian Madrasah Hidayatul Mubtadi’in (MHM) dan pengembangan kurikulum yang lebih terstruktur.

Di masa KH A. Idris Marzuqi, Lirboyo semakin dikenal sebagai pesantren besar dengan ribuan santri dan pengaruh keilmuan yang luas.

Saat ini, Pondok Pesantren Lirboyo diasuh oleh KH M. Anwar Manshur, cucu dari KH Abdul Karim. Beliau adalah ulama sepuh yang kharismatik dan menjadi rujukan moral serta keilmuan di kalangan pesantren dan Nahdliyin.

Di bawah kepemimpinan Kiai Anwar Manshur, Lirboyo tetap mempertahankan tradisi salafiyah dengan penguatan sistem pendidikan dan dakwah yang adaptif terhadap zaman.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI