Suara.com - Kehamilan adalah masa di mana tubuh wanita mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun hormonal. Tak hanya pola makan dan gaya hidup yang perlu diperhatikan, tetapi juga produk perawatan kulit atau skincare yang digunakan sehari-hari.
Banyak ibu hamil ingin tetap tampil segar dan merawat kulit agar tidak kusam, namun tanpa disadari, beberapa kandungan dalam skincare bisa menimbulkan risiko bagi kesehatan janin.
Beberapa bahan kimia dalam produk kecantikan memiliki kemampuan menembus lapisan kulit dan masuk ke dalam aliran darah. Zat tersebut bisa sampai ke janin dan memengaruhi perkembangan organ, sistem saraf, hingga hormon.
Karena itu, penting bagi ibu hamil untuk lebih cermat membaca label produk sebelum membeli atau menggunakan skincare tertentu.
Lalu, apa saja kandungan skincare yang dapat membahayakan ibu hamil dan janin sehingga wajib dihindari? Simak inilah selengkapnya.
![Ilustrasi ibu hamil. [Dok. Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/18/88011-ibu-hamil.jpg)
1. Oxybenzone
Oxybenzone adalah bahan kimia yang umum digunakan dalam sunscreen karena kemampuannya menyerap sinar UV dan melindungi kulit dari kerusakan akibat matahari.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Oxybenzone dapat meniru hormon estrogen dalam tubuh.
Paparan berlebihan dikhawatirkan mengganggu sistem hormon ibu hamil yang berpotensi memengaruhi perkembangan otak dan organ reproduksi janin.
Baca Juga: Siapa Owner Produk Viva Cosmetics? Skincare Lokal Terlaris Saat Ini
Studi juga menemukan kemungkinan hubungan antara Oxybenzone dan berat badan lahir rendah serta gangguan tiroid.
Kandungan Oxybenzone ini biasanya ditemukan di skincare seperti sunscreen berbahan kimia, moisturizer dengan SPF, foundation dengan perlindungan UV, serta lip balm SPF.
Sebagai alternatifnya, kamu bisa memilih sunscreen berbasis mineral seperti zinc oxid atau titanium dioxide yang bekerja dengan cara memantulkan sinar UV dan tidak terserap ke dalam kulit.
2. Paraben
Paraben berfungsi sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur dalam produk kecantikan. Bahan ini sering digunakan karena harganya murah dan efektivitasnya tinggi.
Paraben diketahui sebagai endocrine disruptor, yaitu zat yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh.
Paparan jangka panjang pada ibu hamil bisa berdampak pada perkembangan hormon janin, meningkatkan risiko gangguan reproduksi di masa depan. Beberapa studi juga mengaitkan paparan paraben dengan kelahiran prematur serta gangguan berat badan lahir bayi.
Bahan paraben ini biasanya ditemukan di produk lotion, sampo, sabun, deodorant, krim wajah, dan produk make-up cair.
Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menggunakan produk dengan label paraben-free atau yang menggunakan pengawet alami seperti phenoxyethanol atau ethylhexylglycerin.

3. Phthalates
Phthalates adalah bahan kimia yang berfungsi membuat produk menjadi lebih lentur, lembut, dan tahan lama. Dalam dunia kosmetik, bahan ini juga membantu aroma parfum lebih awet.
Phthalates tergolong bahan kimia yang sangat berisiko karena dapat menembus kulit dan masuk ke dalam aliran darah.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan phthalates selama kehamilan berhubungan dengan gangguan perkembangan sistem reproduksi janin laki-laki, serta penurunan IQ anak pada usia sekolah.
Selain itu, zat ini juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan meningkatkan risiko alergi pada bayi.
Phthalates ini biasanya terkandung di dalam produk parfum, body lotion beraroma, cat kuku, hair spray, dan produk make-up beraroma kuat.
Sebagai alternatif aman, ibu hamil disarankan untuk menggunakan produk fragrance-free atau dengan aroma alami dari minyak esensial murni, bukan bahan sintetis.
4. Salicylic Acid
Salicylic acid adalah turunan dari asam beta-hidroksi (BHA) yang dikenal efektif untuk mengatasi jerawat, mengeksfoliasi kulit, dan membersihkan pori-pori.
Penggunaan salicylic acid dalam dosis tinggi, terutama dalam bentuk peeling kimia atau obat oral dapat menyebabkan gangguan pada sistem kardiovaskular janin dan meningkatkan risiko kelainan lahir.
Meskipun penggunaan topikal dalam kadar rendah di bawah 2% umumnya dianggap relatif aman, tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memakainya.
Salicylic acid ini biasanya ditemukan di produk cleanser anti-jerawat, toner, serum eksfoliasi, dan krim penghilang komedo.
Untuk itu, kamu bisa menggunakan bahan alami seperti asam laktat atau lactic acid atau asam glikolat atau glycolic acid dengan konsentrasi rendah, yang lebih lembut untuk kulit ibu hamil.
5. Retinoids (Turunan Vitamin A)
Retinoids, termasuk retinol, tretinoin, adapalene, dan isotretinoin merupakan bahan aktif populer dalam skincare anti-aging dan perawatan jerawat. Zat ini membantu mempercepat regenerasi sel kulit dan meningkatkan produksi kolagen.
Retinoids adalah salah satu bahan paling berbahaya untuk ibu hamil. Penggunaannya, terutama dalam bentuk oral seperti isotretinoin terbukti menyebabkan cacat lahir berat pada janin, termasuk kelainan jantung, otak, dan wajah. Bahkan penggunaan topikal dengan dosis rendah tetap tidak disarankan karena risiko penyerapan melalui kulit.
Retinoids dan turunannya ini biasanya sering menjadi salah satu kandungan di krim anti-aging, serum malam, obat jerawat dokter, dan produk pencerah kulit.
Sebagai penggantinya, ibu hamil bisa menggunakan bahan pengganti seperti bakuchiol, senyawa alami dari tanaman yang memiliki efek mirip retinol namun aman untuk ibu hamil.
Menjadi ibu hamil tidak berarti harus berhenti merawat diri. Kuncinya adalah memilih produk dengan lebih bijak dan membaca label dengan teliti. Hindari bahan-bahan berisiko seperti Oxybenzone, Paraben, Phthalates, Salicylic Acid dosis tinggi, dan Retinoids.
Selalu konsultasikan dengan dokter kandungan atau dokter kulit sebelum mencoba produk baru. Dengan demikian, ibu tetap bisa tampil cantik dan percaya diri, tanpa mengorbankan kesehatan buah hati di dalam kandungan.
Kontributor : Dea Nabila