Pameran Rempah di Buleleng Resmi Dibuka, Kenalkan Kekayaan Lokal dan Budaya

Sumarni Suara.Com
Kamis, 13 November 2025 | 13:33 WIB
Pameran Rempah di Buleleng Resmi Dibuka, Kenalkan Kekayaan Lokal dan Budaya
Pameran rempah bertajuk "Rempah Ring Urip Ian Budaya Bada" resmi dibuka di Museum Soenda Ketjil. [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Pameran "Rempah Ring Urip Ian Budaya Bada" menampilkan beragam rempah Nusantara dari biji, buah, rimpang, daun, hingga batang tanaman lokal.

  • Acara bertujuan edukasi masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai manfaat rempah dalam kuliner, pengobatan, dan upacara adat Bali.

  • Pameran berlangsung di Museum Soenda Ketjil, Buleleng, dari 10–16 November 2025, sebagai upaya melestarikan budaya dan kekayaan lokal.

Suara.com - Pameran rempah bertajuk "Rempah Ring Urip Ian Budaya Bada" resmi dibuka di Museum Soenda Ketjil, yang terletak di kawasan eks Pelabuhan Buleleng, pada Senin, 10 November 2025.

Acara ini menandai sebuah upaya penting untuk mengenalkan kembali kekayaan rempah Nusantara kepada masyarakat luas, sekaligus mengangkat nilai budaya dan tradisi yang melekat pada penggunaan rempah dalam kehidupan sehari-hari.

Pameran ini dibuka secara resmi oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan warisan budaya lokal.

I Nyoman Wisandika, selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, menyampaikan bahwa pameran ini merupakan sarana untuk memperkenalkan berbagai jenis rempah yang ada di Nusantara, khususnya yang berasal dari wilayah Buleleng.

Menurut Wisandika, rempah tidak hanya memiliki peran dalam pengobatan tradisional, tetapi juga memegang fungsi penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Pameran rempah bertajuk "Rempah Ring Urip Ian Budaya Bada" resmi dibuka di Museum Soenda Ketjil. [Istimewa]
Pameran rempah bertajuk "Rempah Ring Urip Ian Budaya Bada" resmi dibuka di Museum Soenda Ketjil. [Istimewa]

"Dengan pameran ini, kita ingin menunjukkan bahwa rempah tidak hanya untuk pengobatan. Tetapi juga memiliki banyak fungsi dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam makanan dan upacara adat," ujarnya dalam surel yang diterima Suara.co. 

Pameran ini diorganisir oleh panitia yang diketuai oleh Dewa Ayu Putu Susilawati. Menurut Ayu, ada banyak jenis rempah yang dipamerkan di lokasi, mulai dari biji, buah, rimpang, daun, hingga batang tanaman lokal.

Semua rempah yang ditampilkan bersumber dari kekayaan lokal, mencerminkan keragaman alam dan pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Buleleng.

"Meski jumlah rempah yang ditampilkan tidak semuanya lengkap, kami berharap pengunjung dapat memahami manfaat dan kegunaan masing-masing jenis rempah," jelas Ayu.

Baca Juga: Terungkap! Ini 5 Fakta Motif Kebakaran Pesantren di Aceh

"Semua yang kami tampilkan bersumber dari kekayaan lokal,” tambahnya.

Selain menampilkan rempah, pameran ini dirancang untuk menjadi sarana edukasi bagi generasi muda. Panitia secara khusus mengundang pelajar untuk berkunjung, agar mereka bisa lebih mengenal kekayaan rempah lokal sekaligus memahami peran pentingnya dalam kehidupan dan budaya Bali.

Dewa Ayu Putu Susilawati menekankan bahwa edukasi mengenai rempah tidak hanya bermanfaat dalam konteks kuliner, tetapi juga dalam memahami nilai-nilai budaya dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.

"Kami berharap masyarakat, terutama generasi muda, dapat mengenal kekayaan rempah lokal sekaligus memahami peran pentingnya dalam kehidupan dan budaya Bali," ujarnya.

Pameran "Rempah Ring Urip Ian Budaya Bada" berlangsung selama seminggu, tepatnya dari 10 November hingga 16 November 2025.

Selama periode ini, pengunjung dapat melihat langsung koleksi rempah, mempelajari kegunaannya, dan memahami bagaimana rempah telah menjadi bagian integral dari tradisi, pengobatan, dan kuliner lokal.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI