Suara.com - Sosok Muhammad Elham Yahya Luqman atau akrab disapa Gus Elham tengah memicu kontroversi setelah videonya mencium anak kecil perempuan viral di media sosial. Aksi penceramah muda asal Kediri, Jawa Timur itu langsung menuai banyak kecaman karena dinilai sebagai bentuk pelecehan pada korban.
Gara-gara itu, segala hal tentang Gus Elham pun mulai memicu rasa penasaran publik termasuk sumber kekayaannya sebagai seorang penceramah muda. Lantas dari mana harta kekayaan Gus Elham berasal? Simak penjelasan berikut ini.
Sumber Kekayaan Gus Elham

Sebagai putra kiai besar dan pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlas 2 di Kediri, Gus Elham tidak bekerja layaknya karyawan kantoran. Pendapatan utamanya bersumber dari berbagai aktivitas keagamaan dan bisnis yang dikelola secara profesional namun tetap berlandaskan syariah. Berikut rincian sumber kekayaan dai muda yang populer dengan gaya penyampaian santai dan kekinian ini:
1. Honorarium Aktivitas Dakwah dan Pengajian
Sumber penghasilan utama Gus Elham berasal dari undangan ceramah atau pengajian yang rutin dia isi di berbagai kota, baik di Jawa Timur maupun daerah lain di Indonesia. Setiap undangan tersebut biasanya disertai dengan honorarium dari panitia, yang menjadi bagian dari rezekinya sebagai dai profesional.
Honorarium untuk seorang dai profesional, terutama dengan popularitas yang tinggi seperti Gus Elham, dapat berkisar antara Rp1 juta hingga Rp10 juta per sesi pengajian, tergantung dari lokasi acara, jumlah jamaah, dan penyelenggara. Namun, Gus Elham dikenal tidak menjadikan dakwah sebagai ladang profit semata.
Dia sering kali menunjukkan sikap rendah hati dengan menolak bayaran tinggi. Gus Elham lebih memilih mengabdikan waktu serta rezekinya untuk pendidikan santri dan kegiatan sosial di Pondok Pesantren Al Ikhlas 2.
2. Unit Usaha dan Bisnis Pesantren
Di balik kesibukan dakwah, Gus Elham juga aktif mengelola beberapa unit usaha kecil yang terintegrasi dengan kegiatan pondok pesantren.
Baca Juga: Pendidikan Gus Elham, Cuma Lulusan SD dan Pondok Pesantren?
Usaha ini bukan hanya bertujuan mencari keuntungan pribadi, melainkan untuk menopang biaya operasional pondok dan program sosial.
Unit usaha tersebut meliputi:
- Penerbitan Buku dan Merchandise Islami: Gus Elham mengelola usaha penerbitan buku-buku keislaman dan merchandise yang dijual terbatas kepada jamaah dan pengikutnya.
- Toko Kitab dan Percetakan: Sebagai pengasuh pesantren, aktivitas ini sangat relevan untuk memenuhi kebutuhan literatur santri dan masyarakat sekitar.
3. Pendapatan dari Aktivitas Digital (Konten Kreator)
Popularitas Gus Elham di media sosial, terutama TikTok dan Instagram, dengan ratusan ribu pengikut menjadikannya seorang digital da’i atau konten kreator dakwah. Platform digital ini membuka pintu kolaborasi dan penghasilan yang tidak sedikit.
Sumber pendapatan digital meliputi:
- TikTok Creator Fund: Penghasilan dari monetisasi konten yang ditonton jutaan kali di platform TikTok.
- Endorsement Produk Halal: Kerja sama promosi dengan berbagai brand lokal dan lembaga Islami yang produknya selaras dengan prinsip syariah.
- Kerja Sama Promosi Digital: Kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan komunitas dakwah untuk meningkatkan jangkauan.
Diperkirakan, total penghasilan Gus Elham dari gabungan aktivitas dakwah dan digitalnya dapat mencapai Rp20 juta hingga Rp40 juta per bulan. Namun, catatan pentingnya adalah sebagian besar penghasilan ini dikelola untuk mendukung operasional Pondok Pesantren Al Ikhlas 2 serta kegiatan sosial lainnya.