Strategi Pensiun ala Warren Buffett, Simak sebelum Terlambat

Agung Pratnyawan Suara.Com
Senin, 01 Desember 2025 | 13:50 WIB
Strategi Pensiun ala Warren Buffett, Simak sebelum Terlambat
Ilustrasi uang pensiun. (Unsplash)

3. Fokus pada Investasi Jangka Panjang dan Hindari Drama Pasar

Buffett percaya bahwa waktu adalah faktor yang jauh lebih kuat dibanding memilih momen pasar yang “sempurna”.

Ia menganjurkan investor untuk tidak terpengaruh emosi, tidak mudah panik, dan tidak melakukan jual beli berdasarkan fluktuasi harian.

Filosofi terkenalnya, bahwa investasi ideal adalah yang dapat dipegang selama mungkin, menekankan pentingnya kesabaran dan konsistensi.

4. Pilih Instrumen Berbiaya Rendah seperti Reksa Dana Indeks

Bagi orang yang tidak memiliki pengalaman analisis saham atau tidak sempat memantau pasar, Buffett menyarankan penggunaan reksa dana indeks biaya rendah.

Ia bahkan menyebut komposisi ideal untuk banyak investor: sebagian besar dana ditempatkan pada indeks berbasis pasar luas dan sebagian kecil pada obligasi pemerintah jangka pendek.

Strategi ini memberikan diversifikasi, biaya minim, serta hasil yang cenderung mengikuti performa pasar.

5. Berinvestasilah pada Hal yang Anda Kuasai

Baca Juga: 10 Ide Jualan Pinggir Jalan Paling Laris dengan Modal Kecil

Prinsip “circle of competence” merupakan salah satu fondasi penting dari cara Buffett menilai bisnis.

Ia menyarankan untuk hanya menempatkan uang pada industri atau perusahaan yang benar-benar Anda pahami cara kerjanya.

Jika sebuah instrumen investasi terlalu rumit atau hanya sekadar tren, lebih baik dihindari. Investor yang tidak memahami apa yang mereka beli cenderung mengambil risiko berlebih tanpa sadar.

6. Nilai Perusahaan Lebih Penting daripada Harga Sahamnya

Menurut Buffett, harga saham yang murah belum tentu menandakan perusahaan tersebut layak dibeli. Ia lebih memprioritaskan kualitas bisnis, mulai dari keunggulan kompetitif, produk yang sulit ditiru, hingga manajemen yang kompeten.

Jika perusahaan bagus dapat ditemukan pada harga yang masuk akal, itu jauh lebih berharga untuk jangka panjang dibanding saham yang sekadar terlihat “diskon”.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI