Usia ini sedikit lebih tua dibandingkan situs-situs pemotongan hewan di Olduvai Gorge, yang selama ini menjadi rujukan utama teori sebelumnya.
Sementara itu, di Bouri Formation, Ethiopia, para peneliti menemukan tulang antelop dan kuda dengan bekas potongan yang berasal dari 2,5 juta tahun lalu.
Meski demikian, tulang hominid yang ditemukan bersamaan masih terlalu sulit diidentifikasi, sehingga belum jelas siapa yang menjadi pelaku kegiatan tersebut.
Meski begitu, temuan ini tetap memperpanjang catatan sejarah konsumsi daging jauh ke masa sebelum Homo erectus.
Lebih menarik lagi, bukti tertua mengenai kegiatan mengolah daging ditemukan di Nyayanga, Kenya.
Di lokasi ini, para peneliti menemukan bekas pemotongan pada tulang kuda nil yang berusia antara 3 juta hingga 2,6 juta tahun. Artinya, kebiasaan makan daging telah ada bahkan sebelum genus Homo muncul.
Di lokasi yang sama, ditemukan fosil yang kemungkinan milik spesies Paranthropus, meski belum dapat dipastikan apakah spesies ini yang melakukan penyembelihan tersebut.
Dengan temuan-temuan baru ini, para pakar kini menilai bahwa konsumsi daging kemungkinan dilakukan oleh berbagai spesies hominid, bukan hanya Homo erectus.
Mengutip IFL Science, antropolog John Hawks menyebut bahwa akan sangat mengejutkan jika ada spesies hominid yang sama sekali tidak pernah memakan hewan.
Baca Juga: Harita Nickel Masuk Daftar Perusahaan Tambang yang Penuhi Standar Perlindungan HAM
Ia mengatakan bahwa pola makan campuran, termasuk konsumsi daging dalam kesempatan tertentu, tampaknya merupakan ciri umum berbagai leluhur manusia.
Meski demikian, satu hal masih belum dapat dipastikan: kapan tepatnya manusia pertama kali menjadi penyembelih daging.
Mengingat beragamnya temuan dari lokasi berbeda, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan berkembang secara bertahap di berbagai kelompok hominid.
Pendekatan yang sebelumnya hanya berfokus pada Homo erectus kini dinilai terlalu sempit untuk menjelaskan proses evolusi yang kompleks.
Para ahli juga mulai mempertanyakan teori "meat made us human". Jika konsumsi daging sudah dilakukan oleh spesies sebelum Homo, maka faktor lain seperti perubahan lingkungan, perkembangan alat batu, atau pola sosia, kemungkinan punya peran lebih besar dalam perkembangan otak manusia.
Dengan semakin banyaknya bukti baru, narasi tentang evolusi manusia perlahan berubah. Konsumsi daging mungkin memang menjadi bagian penting dari sejarah nenek moyang kita, tetapi tidak lagi dianggap sebagai titik balik utama dalam evolusi manusia.