- Musim dingin (September hingga Maret) mengubah citra panas Saudi menjadi sejuk, menyuguhkan festival dan lanskap alam memukau.
- Destinasi seperti AlUla menampilkan sejarah dan seni lewat konser, sementara Laut Merah ideal untuk aktivitas air alami.
- Riyadh menjadi pusat budaya dan musik seperti MDLBEAST, serta wilayah Aseer menawarkan lanskap pegunungan hijau tak terduga.
Suara.com - Selama ini, Saudi sering identik dengan gurun dan cuaca panas. Tapi siapa sangka, negara ini punya musim dingin yang menyenangkan.
Saat musim dingin yang berlangsung antara September hingga Maret, negara ini seakan membuka wajah lain yang tak banyak dibayangkan orang. Udara menjadi sejuk, cahaya matahari terasa lembut keemasan, dan kota-kota hidup dengan festival, musik, serta lanskap alam yang memesona.
Bagi wisatawan Indonesia yang ingin menutup tahun dengan pengalaman berbeda, musim dingin di Saudi adalah undangan untuk keluar dari rutinitas dan masuk ke dunia baru yang penuh kejutan.
AlUla: Sejarah, Musik, dan Gurun yang Berkilau
Musim dingin membawa AlUla ke puncak pesonanya lewat Winter at Tantora. Di tempat di mana tebing batu pasir raksasa dan makam kuno Hegra berdiri megah, konser kelas dunia digelar di bawah langit malam gurun.
Balon udara perlahan naik saat matahari pagi menyapa lembah, sementara instalasi seni dan pertunjukan cahaya menjadikan gurun terasa magis.
AlUla bukan sekadar destinasi, ini adalah pertemuan harmonis antara alam, sejarah, dan seni modern.
Laut Merah: Musim Dingin yang Menyenangkan di Air
Di pesisir Laut Merah, musim dingin justru menjadi waktu terbaik untuk menjelajah laut. Air yang jernih dan suhu yang bersahabat membuka kesempatan snorkeling di antara terumbu karang, berlayar santai dengan yacht, atau menikmati pantai tenang jauh dari keramaian.
Baca Juga: Pilihan Liburan Akhir Tahun: Menikmati Karya Seni Digital Populer NAMITO di Serpong
Jeddah menghadirkan kontras menarik: gang-gang bersejarah Al-Balad di siang hari, dan keseruan Jeddah Winter Wonderland saat malam tiba.
Pegunungan Aseer dan Taif: Potret Saudi yang Tak Terduga
Tak banyak yang membayangkan Saudi memiliki dataran tinggi sejuk dengan kabut pagi dan lembah hijau. Namun di Aseer dan Taif, lanskap berubah drastis.
Udara segar pegunungan, ladang bertingkat yang berkilau oleh embun, hingga taman bunga mawar Taif menciptakan suasana seperti negeri lain. Ini adalah sisi Saudi yang lembut, tenang, dan penuh keramahan lokal.
Riyadh: Kota yang Semakin Hidup Saat Malam Mendingin
Ketika suhu turun, Riyadh justru memanas oleh energi budaya. Musim dingin menjadikan ibu kota Saudi sebagai pusat konser, pasar terbuka, festival kuliner, hingga pameran seni modern lewat rangkaian Riyadh Season.
Siang hari bisa dihabiskan menyelami warisan budaya, sementara malamnya dipenuhi musik, cahaya, dan kuliner dalam suasana sejuk.

Tak jauh dari sana, Diriyah menawarkan pengalaman yang lebih intim. Di Bujairi Terrace, pengunjung bisa bersantap di bawah langit terbuka dengan latar Situs Warisan Dunia UNESCO At-Turaif—tempat sejarah dan gaya hidup modern berpadu dalam satu tarikan napas.
Dentuman Musik di Tengah Gurun
Bagi pencinta musik global, MDLBEAST Soundstorm adalah simbol wajah baru Saudi. Festival musik raksasa ini mengubah pinggiran gurun Riyadh menjadi lautan cahaya, dentuman beat, dan penonton dari berbagai negara. Di sinilah gurun berdenyut, dan Saudi menunjukkan ekspresi kreatif generasi barunya.
Menyusuri Kota-Kota yang Lebih Tenang
Musim dingin juga waktu terbaik untuk menjelajah kota-kota yang lebih tenang namun kaya karakter. Hail menawarkan seni cadas kuno dan pasar tradisional, sementara Dammam dan wilayah Teluk menyuguhkan angin laut lembut, corniche yang indah, dan pantai ramah keluarga seperti Half Moon Bay. Inilah Saudi yang hangat, autentik, dan dekat dengan kehidupan lokal.
Saat yang Tepat untuk Melihat Saudi dengan Cara Baru
Dari konser megah di AlUla hingga kabut pagi di pegunungan, dari gemerlap malam Riyadh hingga ketenangan Laut Merah, musim dingin membuat Saudi terasa lebih dekat dan manusiawi. Udara sejuk menggantikan terik, dan setiap destinasi menawarkan ritmenya sendiri.
Kini, perjalanan ke Saudi juga semakin mudah bagi wisatawan Indonesia. Pemegang visa UK, AS, atau Schengen dapat mengajukan e-visa atau Visa on Arrival. Bahkan perjalanan umrah pun bisa diperpanjang untuk menjelajah alam dan budaya di luar dua kota suci.
Musim dingin di Saudi bukan sekadar tentang cuaca. Ia adalah tentang menemukan sisi lain sebuah negara, lebih lembut, lebih hidup, dan penuh cerita yang menunggu untuk dialami.