Mengapa Kita Sering Terbangun Beberapa Menit Sebelum Alarm Berbunyi?

Ruth Meliana Suara.Com
Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:10 WIB
Mengapa Kita Sering Terbangun Beberapa Menit Sebelum Alarm Berbunyi?
Ilustrasi alarm (Pexels)

Suara.com - Banyak orang pernah mengalami hal serupa: sudah mengatur alarm untuk pukul 06.30, tetapi mata justru terbuka beberapa menit lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Tidak ada suara, tidak ada yang membangunkan, namun tubuh seolah tahu kapan harus bangun

Fenomena ini ternyata bukan sekadar kebetulan. Para ilmuwan menjelaskan bahwa tubuh memiliki mekanisme waktu internal yang mampu memprediksi saat bangun dengan sangat akurat.

Menurut laporan Science Alert (12/12/2025), hal ini berkaitan langsung dengan kerja jam biologis atau circadian rhythm, sistem yang membantu tubuh mengatur kapan merasa mengantuk atau terjaga.

Pada pusat sistem tersebut terdapat sekumpulan neuron kecil di otak bernama suprachiasmatic nucleus (SCN), yang berfungsi seperti “master clock”. SCN bekerja menyesuaikan ritme tubuh dengan siklus 24 jam, termasuk suhu badan, nafsu makan, pencernaan, dan tentu saja, pola tidur.

Setiap orang memiliki ritme sirkadian yang berbeda. Inilah sebabnya sebagian orang dikenal sebagai “early birds” atau tipe pagi, sementara sebagian lainnya cenderung produktif di malam hari dan sulit bangun pagi. 

Perbedaan ini merupakan variasi alami dalam tubuh manusia. Rutinitas harian seperti jadwal tidur, pola makan, serta waktu olahraga akan memperkuat pola sirkadian tersebut dan membuat tubuh memprediksi kebiasaan kita setiap hari.

Salah satu mekanisme penting terjadi saat tubuh bersiap bangun. Ketika seseorang terbiasa bangun di waktu yang sama setiap hari, sistem tubuh mulai bekerja lebih dulu.

Pada pagi hari, tubuh mengalami peningkatan cortisol awakening response, yaitu lonjakan hormon kortisol yang membantu seseorang merasa lebih segar. 

Pada waktu yang kira-kira mendekati alarm, tubuh menurunkan kadar melatonin—hormon pemicu kantuk—sambil menaikkan suhu tubuh dan hormon energi. Proses inilah yang membuat seseorang bisa terbangun secara alami sebelum alarm berbunyi.

Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan Resmi Go Live Nasional Penjaminan Dugaan KK/PAK di Aplikasi

Fenomena tersebut biasanya menandakan bahwa ritme sirkadian berjalan dengan baik. Tubuh yang terbiasa bangun pada waktu tertentu akan menyiapkan proses bangun bahkan tanpa bantuan suara.

Namun, tidak semua orang yang bangun sebelum alarm berada dalam kondisi sehat. Bila seseorang terbangun terlalu cepat tetapi tetap merasa lesu atau gelisah, ini mungkin tanda bahwa kualitas tidurnya kurang baik.

Ketidakselarasan pola tidur dapat menyebabkan kebingungan pada jam biologis. Ritme tubuh yang tidak konsisten—misalnya terlalu sering begadang atau bangun bergantian—membuat tubuh semakin bergantung pada alarm.

Ketika alarm berbunyi di tengah fase tidur terdalam, seseorang berisiko mengalami “sleep inertia”, yakni rasa pusing dan grogi sesaat setelah bangun tidur.

Untuk membangun ritme tidur yang stabil, para ahli menyarankan membiasakan waktu tidur dan bangun yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan. Hindari konsumsi kafein atau makanan berat menjelang tidur, serta minimalkan paparan layar karena cahaya biru dapat mengganggu produksi melatonin.

Menciptakan suasana tidur yang gelap dan tenang serta mendapatkan paparan cahaya matahari di pagi hari turut membantu menyeimbangkan ritme sirkadian.

Beberapa kondisi lain seperti stres, kecemasan, atau antisipasi terhadap acara penting juga dapat menyebabkan seseorang bangun lebih awal. Pada situasi seperti itu, tubuh memproduksi lebih banyak kortisol sehingga tidur menjadi lebih ringan dan mudah terbangun. Meskipun wajar terjadi sesekali, kebiasaan ini dapat mengganggu pola tidur dalam jangka panjang jika terjadi terlalu sering.

Menariknya, sebelum era modern, manusia lebih mengandalkan isyarat alami seperti cahaya matahari dan perubahan suhu untuk menentukan waktu tidur dan bangun.

Kini, dengan banyaknya distraksi elektronik dan rutinitas dinamis, bangun tanpa alarm menjadi hal yang sulit. Namun, ketika seseorang bisa bangun secara alami sebelum alarm berbunyi, itu adalah tanda bahwa tubuhnya cukup istirahat dan jam biologisnya bekerja secara optimal.

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa melatih tubuh agar bangun tanpa alarm bukanlah hal mustahil. Dengan tidur 7–8 jam secara konsisten, menjaga kebersihan tidur, serta membangun rutinitas harian yang stabil, tubuh dapat kembali mengenali waktu alaminya sendiri. Dan ketika itu terjadi, bangun tidur bisa terasa jauh lebih segar dan menyenangkan—bahkan tanpa bantuan alarm sekalipun.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI