Suara.com - Buku merupakan jendela dunia. Dengan membaca buku tentu wawasan kita akan bertambah banyak. Namun, apa jadinya jika buku berkonten tidak pantas justru dibaca oleh oleh anak-anak.
Khalayak ramai sempat beberapa kali dibuat heboh dengan peredaran buku untuk anak-anak yang berkonten pornografi hingga penyimpangan seksual. Ironisnya, buku itu justru di sediakan oleh pihak sekolah.
Lantas, apa saja buku-buku berkonten kontroversial itu? Berikut Suara.com merangkum sejumlah buku kontroversial yang sempat menggemparkan dunia pendidikan di Tanah Air.
1. NU Masuk Organisasi Radikal
Awal 2019, warga Jombang, Jawa Timur dibuat geger dengan penemuan buku pelajaran SD berkonten tidak pantas. Dalam buku pelajaran untuk anak kelas V SD berjudul ‘Peristiwa dalam Kehidupan’ menyebut Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi radikal yang sama dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2017 ini pun menuai protes, khususnya dari kalangan NU. Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy menyatakan akan segera menarik buku itu dari peredaran dan memperbaiki kontennya agar memuat sistematika dan informasi yang benar.
"Buku ini ditulis pada 2013. Kemudian, karena ada berbagai masukan, akhirnya pada 2016 ditulis kembali. Dan dalam penulisan itu kemudian kita ada masalah ini. Buku ini akan ditarik, dihentikan, kemudian kita revisi,” kata Muhadjir.
2. Yerusalem Ibu Kota Israel
Pada awal 2018, beredar sebuah buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk anak kelas 6 Sekolah Dasar. Buku terbitan Yudhistira itu memuat informasi bahwa Yerusalem merupakan Ibu Kota negara Israel.
Baca Juga: Ini Dakwaan untuk Ahmad Dhani Terkait Kasus Ujaran Idiot
Sontak, peredaran buku itu pun ramai diperbincangkan. Pihak penerbit mengakui kekeliruannya dalam menyajikan informasi. Buku yang telah beredar pun langsung ditarik dari pasaran dan diperbaiki.
3. Buku Anak tentang LGBT
Pada akhir 2017, warga kembali digegerkan dengan buku ‘Balita Langsung Lancar Baca’ yang mengandung konten Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Buku yang ditulis Intan Noviana dengan metode Bermain Sambil Belajar itu memasukkan beberapa kalimat yang mengandung makna LGBT.
Dalam buku itu, muncul kalimat ‘Opa bisa menjadi waria, Fafa merasa dia wanita da nada waria suka wanita’. Peredaran buku ini pun langsung ditarik dari pasaran.
4. Buku Anak Konten Masturbasi
Pada Februari 2017, warga dikejutkan dengan beredarnya buku anak-anak berjudul ‘Aku Berani Tidur Sendiri’ yang memuat konten anak-anak yang sedang melakukan masturbasi.