Suara.com - Seorang mantan perawat menjadi pahlawan ketika membantu seorang penumpang penerbangan AirAsia yang tersedak pada Selasa (18/8).
Menyadur Asia One, Kamis (20/8/2020), seorang mantan perawat berusia 50 tahun membantu seorang penumpang di penerbangan Air Asia dari Bangkok hingga Krabi.
Kisahnya menjadi viral ketika seorang warganet membagikannya di Facebook. Sarun Sopakul memuji mantan perawat itu karena terus membantu meskipun dia telah pensiun.
Ia menjelaskan bahwa ketika ia mendengar seorang penumpang tersedak, seketika itu ia dan sejumlah orang di sekitarnya kemudian memanggil pramugari.
"Tetapi tiba-tiba seorang wanita bergegas untuk membantu." ujarnya Sarun di halaman Facebooknya.
"Dia menyuruh penumpang dan petugas lain untuk membalikkan tubuh orang yang tersedak itu dan memberikan pertolongan pertama sampai penumpang itu aman." jelasnya.
Dia mengatakan semuanya terjadi dengan sangat cepat dan itu sangat menarik.
"Wanita yang membantu penumpang tersebut adalah mantan perawat dari Rumah Sakit Rajavithi yang sudah pensiun lima tahun lalu," ungkap Sarun.
"Dia akan pergi ke Krabi bersama putranya. Dia bilang instingnya sebagai perawat adalah selalu membantu orang lain," ujarnya.
Baca Juga: Harga Tiket Tembus Rp 20 Juta, Air Asia Belum Tertarik Terbang ke Manokwari
Thailand cabut larangan penerbangan internasional pada hari Rabu ((1/7/2020), keputusan tersebut disampaikan oleh regulator penerbangannya.
Dikutip dari Bangkok Post, Otoritas Penerbangan Sipil Thailand (CAAT) mengatakan larangan penerbangan internasional akan dicabut dengan beberapa syarat.
Pesawat dan orang-orang yang memasuki Thailand harus mematuhi persyaratan, batasan waktu, dan aturan yang berwenang berdasarkan Undang-Undang Imigrasi, undang-undang penyakit menular, undang-undang penerbangan angkatan udara dan keputusan darurat.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah pemerintah Thailand sebelumnya menyetujui beberapa perjalanan asing bagi para pelancong yang akan bekerja, urusan bisnis, atau tinggal di negara tersebut.
Pihak bandara dan maskapai penerbangan mengalami kerugian cukup berat dari larangan sejak bulan April sebelum CAAT mengizinkan beberapa penerbangan untuk melanjutkan pada bulan Mei.
Departemen Bandara mengatakan, kurang dari 5 juta penumpang melewati 28 bandara di Thailand sejak awal tahun. Ini merupakan kontraksi yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ketika 9,3 juta penumpang menggunakan bandara yang sama.