Pemilu AS: Bagaimana Kalau Tidak Ada yang Menang di Malam Pemilihan?

Selasa, 03 November 2020 | 15:36 WIB
Pemilu AS: Bagaimana Kalau Tidak Ada yang Menang di Malam Pemilihan?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Satu hal yang ingin saya katakan tentang manajer pemilu negara ini, para administratornya, adalah bahwa mereka sangat, sangat berdedikasi,” ujar Goldenberg.

“Mereka telah bekerja sangat keras untuk mempersiapkan pemilu ini. Jadi, menurut saya, kesulitan yang kita lihat terjadi di sejumlah pemilihan pendahuluan, banyak di antaranya telah diatasi.”

Dalam pemilihan umum presiden November 2020, negara-negara bagian di AS akan memproses lebih banyak surat suara dibandingkan dengan saat pemilihan pendahuluan. Beberapa negara bagian, termasuk negara bagian penting seperti Pennsylvania dan Carolina Utara telah memperpanjang tenggat waktu penerimaan surat suara.

Negara bagian ini akan menerima surat suara dengan cap pos pada hari pemilihan. Bahkan untuk negara bagian yang memang mengharuskan surat suara diterima pada hari pemilihan, bisa memakan waktu seminggu untuk menghitung semua surat yang masuk. “Agak sulit untuk mengetahui bagaimana prediksinya,” kata Goldenberg kepada DW.

“Beberapa negara bagian akan berada dalam posisi yang sangat baik untuk mengetahui di mana posisi mereka sehubungan dengan pemungutan suara, bahkan pada malam pemilihan. Tapi kebanyakan negara bagian tidak demikian.”

Ragukan keabsahan surat suara? Menjelang pemilu 2020, Presiden Trump dan anggota Partai Republik lainnya mempertanyakan kredibilitas pemungutan suara lewat pos, meskipun menurut analisis The New York Times kasus penipuan pemungutan suara melalui surat sangat jarang terjadi. Presiden sendiri memberikan suara melalui surat, termasuk dalam pemilihan paruh waktu terbaru dan pemilihan pendahuluan Florida tahun ini.

Presiden tampaknya “prihatin dengan negara bagian tertentu yang secara otomatis mengirimkan surat suara ke setiap pemilih yang terdaftar,” ujar Penjabat Wakil Sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri, Ken Cuccinelli, kepada DW's Conflict Zone.

Pemberian suara melalui pos tidak akan menguntungkan satu pihak tertentu. Faktanya, Profesor Goldenberg dari Universitas Michigan mengatakan, para pendukung Partai Republik lebih cenderung memilih dengan cara ini.

Namun, ada laporan yang beredar baru-baru ini, lebih sedikit pemilih Partai Republik yang memilih lewat pos bila dibandingkan dengan para pendukung Partai Demokrat. Di antara pemilih AS yang berencana untuk memberikan suara, 60% mengatakan akan melakukannya secara langsung (80% adalah pendukung Partai Republik dan 40% pendukung Demokrat), sementara 40% lainnya mengatakan akan memberikan suara mereka lewat pos, menurut Brookings Institution.

Baca Juga: Dampak Pemilu AS, Seberapa Besar Indonesia Diuntungkan?

Perbedaan dalam cara pendukung Demokrat dan Republik berencana memberikan suara kemungkinan akan berarti bahwa hasil yang dilaporkan dari pemungutan suara secara langsung akan condong ke Republik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI