Lawan Tyson: Jika Saya Mati dalam Tinju, Saya Mati Sebagai Orang Bahagia

Selasa, 24 November 2020 | 15:01 WIB
Lawan Tyson: Jika Saya Mati dalam Tinju, Saya Mati Sebagai Orang Bahagia
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Untuk mengilustrasikan apa yang terjadi di dalam tengkorak para petinju, Wagner menggunakan model plastik: "Ambil sebuah apel dan palu dan pukul 20 kali. Apa yang terjadi? Ya, berubah menjadi coklat - dan begitulah yang terjadi di otak," katanya.

Wagner mengakui bahwa perbandingan otak dan apel tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

"Tapi saya kenal banyak petinju," kata Wagner, "yang terkena demensia pada usia 50, atau hampir 60 tahun, meskipun mereka telah menjalani hidup yang sehat. Kemampuan otak berubah. Demensia dan kerusakan sendi hanyalah kerusakan tambahan dari olahraga tinju.

Terlepas dari risiko kesehatan yang dihadapi Tyson dan Jones, pertarungan ini memiliki poin bagus. Slogan dan simbol gerakan "Black Lives Matter" terpampang di sabuk "Frontline Battle" dari federasi dunia WBC.

Tyson dan Jones akan bergabung dengan banyak atlet lain yang menggunakan platform mereka untuk membuat pernyataan yang jelas tentang rasisme dan kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam.

Tyson meraih 22 dari 44 kemenangan dengan membuat lawannya KO di babak pertama. Sebagian besar penggemar tinju berharap duel berlangsung lebih lama antara dua veteran tersebut.

Tyson menjadi favorit banyak orang. Terlepas dari bahaya pertarungan ini, Jones akan menikmati duel tersebut.

"Saya suka tinju," katanya. "Jadi jika saya mati dalam tinju, saya mati sebagai orang yang bahagia." (ha/pkp)

Baca Juga: Mike Tyson Siap Hadapi Fury dan Anthony Joshua, Ini Syaratnya

REKOMENDASI

TERKINI