Kisah Ashabul Kahfi, Tujuh Pemuda Tertidur Selama Lebih dari 300 Tahun

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 03 Desember 2020 | 12:57 WIB
Kisah Ashabul Kahfi, Tujuh Pemuda Tertidur Selama Lebih dari 300 Tahun
Ilustrasi - Kisah Ashabul Kahfi (Pexels/rawpixel.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

I awal-fityatu ilal-kahfi fa ql rabban tin mil ladungka ramataw wa hayyi` lan min amrin rasyad. Fa arabn 'al nihim fil-kahfi sinna 'adad

"Ingatlah ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami". Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun." (QS. Al-Kahf/18: 10-11).

Kelanjutan ceritanya tertuang dalam Surat Al-Kahfi ayat 19. Allah membangunkan para pemuda yang tertidur di goa ketika kota telah aman.

Wa kalika ba'anhum liyatas`al bainahum, qla q`ilum min-hum kam labitum, ql labin yauman au ba'a yam, ql rabbukum a'lamu bim labitum, fab'a aadakum biwariqikum hih ilal-madnati falyanur ayyuh azk a'man falya`tikum birizqim min-hu walyatalaaf wa l yusy'iranna bikum aad

“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: ‘Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)’. Mereka menjawab: ‘Kita berada (disini) sehari atau setengah hari’. Berkata (yang lain lagi): ‘Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.” (QS al-Kahfi:19).

Makna Kisah Ashabul Kahfi

Keputusan tujuh pemuda untuk berlindung di gua bukanlah sebuah pelarian tetapi cara mereka untuk menjaga keimanan terhadap Allah SWT. Sebab, tujuh pemuda itu tidak mau ikut dengan Raja Diqyanius yang menyembah berhala.

Pada Surat Al-Kahfi ayat 19, jelas bahwa Allah SWT lebih mengetahui segala macam hal termasuk jangka waktu tujuh pemuda itu tidur di dalam gua. Sementara bagian dimana mereka disuruh pergi ke kota dan memilih makanan yang baik ditafsirkan sebagai keluarga mana yang paling baik makanannya dan paling halal mata pencahariannya.

Demikian kisah Ashabul Kahfi yang semoga dapat menginspirasi Anda hingga dapat mencintai Sang Pencipta yang Maha Segalanya.

Baca Juga: Makna, Lambang dan Isi Pancasila, Ini Butir Pengamalan Sila 1-5

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI