Ketidaksetaraan Gender Jadi Sorotan Menyusul Maraknya Bunuh Diri Selebritis

Jum'at, 12 Februari 2021 | 15:28 WIB
Ketidaksetaraan Gender Jadi Sorotan Menyusul Maraknya Bunuh Diri Selebritis
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kesehatan mental di bawah tekanan

Selama sepuluh tahun terakhir, angka bunuh diri wanita muda Korea Selatan meningkat sekitar lima persen per tahun.

Menurut Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di negara-negara industri maju, dengan sekitar 14.000 orang meninggal dunia karena bunuh diri pada tahun 2018.

Meskipun lebih banyak pria yang bunuh diri dibanding wanita, sekitar 2 banding 1, ternyata lebih banyak wanita yang mencoba bunuh diri.

Beberapa faktor yang mendorong fenomena ini: kemiskinan, pengangguran, ketidaksetaraan gender dan kekerasan berbasis gender, konflik generasi, rumah tangga dengan satu orang, pola asuh yang buruk, kesejahteraan sosial yang tidak memadai, dan mungkin - yang terpenting - persaingan, demikian kata Jang Soong-nang, seorang pakar epidemiologi sosial dari Universitas Chung-ang kepada DW.

Jang menjelaskan bahwa media sosial berperan dalam kasus bunuh diri para selebritis di Korea Selatan.

Segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan selebriti tersebut diungkap, dimanipulasi, dikritik, dan terkadang - didorong oleh politik identitas - menunjukkan kebencian.

Meningkatnya kasus bunuh diri di sana bukan karena apa yang disebut sebagai efek Werther, kata Jang, dengan alasan bahwa itu bukan tren meniru.

Apa yang terlihat di Korea Selatan adalah peningkatan berkelanjutan dalam kasus bunuh diri wanita, dengan banyak penyebab yang saling berhubungan, ungkap Jang.

Baca Juga: Aksi Sadis Pria Bantai Istri dan Keluarganya, Usai Beraksi Niat Bunuh Diri

'Ada persaingan tanpa akhir'

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI