Ketidaksetaraan Gender Jadi Sorotan Menyusul Maraknya Bunuh Diri Selebritis

Jum'at, 12 Februari 2021 | 15:28 WIB
Ketidaksetaraan Gender Jadi Sorotan Menyusul Maraknya Bunuh Diri Selebritis
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jang menjelaskan bahwa media sosial berperan dalam kasus bunuh diri para selebritis di Korea Selatan.

Segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan selebriti tersebut diungkap, dimanipulasi, dikritik, dan terkadang - didorong oleh politik identitas - menunjukkan kebencian.

Meningkatnya kasus bunuh diri di sana bukan karena apa yang disebut sebagai efek Werther, kata Jang, dengan alasan bahwa itu bukan tren meniru.

Apa yang terlihat di Korea Selatan adalah peningkatan berkelanjutan dalam kasus bunuh diri wanita, dengan banyak penyebab yang saling berhubungan, ungkap Jang.

'Ada persaingan tanpa akhir'

Setelah Perang Korea 1950-1953, Korea Selatan menikmati perkembangan ekonomi yang pesat, tetapi apa yang disebut Keajaiban di Sungai Han tidak terjadi tanpa pengorbanan yang besar.

Cita-cita pengorbanan itu, ditambah dengan klasikisme, ageisme, dan patriarki dalam masyarakat, menciptakan rintangan yang tidak dapat diatasi oleh wanita muda yang modern, mungkin ambisius, dan tidak konvensional.

Jalan menuju sukses dilihat dari segi pendidikan, tergantung di institusi mana mereka menempuh pendidikan, seperti universitas "SKY".

Untuk lulusan Universitas Nasional Seoul, Universitas Korea, dan Universitas Yonsei, banyak kesempatan terbuka.

Baca Juga: Aksi Sadis Pria Bantai Istri dan Keluarganya, Usai Beraksi Niat Bunuh Diri

Namun bagi lulusan universitas lain, harus berjuang lebih keras.

"Ada persaingan tanpa akhir. Mereka hanya menjalani hidup sehari-hari. Menjaga hidup itu sendiri sangat berat, itu penderitaan, dan satu-satunya kebahagiaan yang mereka rasakan adalah dalam hal-hal yang sangat kecil seperti makan sesuatu yang enak," kata Jang.

"Adapun segala sesuatu dalam hidup, hal-hal yang tak tertahankan, tangguh, dan kompetitif."

Dan ketika mereka lulus dari universitas, budaya kerja Korea Selatan yang patriarkal bisa sangat menindas.

Pandemi berdampak pada perempuan di Korea Selatan Kini, anak muda di Korea Selatan juga menghadapi dampak COVID-19.

Pada paruh pertama tahun 2020, ketika pandemi melanda negara itu, terjadi lonjakan 30 persen kasus bunuh diri pada wanita muda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI