China telah berjuang untuk mendapatkan kepercayaan internasional untuk vaksin buatannya. Sebab, banyak negara yang menilai China kurang transparan terkait hasil tes vaksin.
Pelonggaran perjalanan ke China tersebut, diterima secara baik di negara-negara yang sudah melakukan vaksinasi memakai Sinovac maupun Sinopharm.
"Ini kabar baik," kata Carlito Galvez yang berjuluk 'Tsar Vaksin' Filipina. Tetapi Filipina belum dapat membalas dan mencabut pembatasan perjalanan bagi mereka yang datang dari China, bahkan jika mereka telah divaksinasi, tambahnya.
Tjoe Sugiharto, sekretaris jenderal komite China di Kamar Dagang dan Industri Indonesia, menggambarkan aturan perjalanan baru China sebagai "perkembangan positif".
"Mudah-mudahan perdagangan bisa rebound dan kembali normal," ucapnya.
Filipina dan Indonesia mengandalkan vaksin yang dibuat oleh Sinovac dan Sinopharm dari China untuk menjalankan program vaksinasinya.
Malaysia tidak begitu bergantung pada vaksin China. Mereka telah memesan dosis Sinovac hanya untuk 18 persen dari populasinya. Namun, "diplomasi vaksin" China cukup berdampak positif.
Ibu rumah tangga Chung Su Lian, 55, berkata: "Saya tidak memiliki rencana untuk bepergian ke China dalam waktu dekat, tetapi saya berharap mendapatkan vaksin Sinovac karena menggunakan teknik yang telah terbukti."
Namun dia menambahkan: "Orang Malaysia tidak dapat memilih vaksin mana yang kami dapatkan, dan kami juga tidak dapat membelinya."
Baca Juga: Pemerintah Taiwan Sarankan Warganya Pasang Bendera Agar Tak Dikira China