Mereka juga dilarang menyebut rumah salat mereka sebagai "masjid" dan dilarang mengumandangkan azan.
UNHCR dan Amnesty menilai perlunya perlindungan Ahmad dan istrinya Sahar Kalsoom "dimusuhi" banyak orang.
Kalsoom mengatakan harus pindah sekolah dan disebut "kafir", hingga dia tidak menyelesaikan pendidikannya.
Ketika sepupunya dibunuh, seluruh keluarga harus meninggalkan desa asal mereka di Khureyanwala.
Setelah dia menikah dengan Ahmad dan memiliki anak, mereka memutuskan untuk pindah ke Jerman demi masa depan yang lebih baik.
Menurut Amnesty International, pihak berwenang Pakistan telah lama meremehkan tindakan kekerasan terhadap Ahmadiyah, bahkan mendukungnya dalam beberapa kasus.
Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengatakan Ahmadiyah di Pakistan mewakili minoritas yang teraniaya dan semestinya berhak atas perlindungan.
Karenanya, Ahmadiyah di Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Belanda sudah lama tidak dideportasi. Namun, berbeda dengan Jerman. Jerman: "Kasus diperiksa secara individual" Sekitar 535 jemaah Ahmadiyah saat ini terancam akan dideportasi dari Jerman.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan kepada DW bahwa menjadi bagian dari komunitas religius, tidak akan dikenai sanksi pidana di Pakistan.
Inilah mengapa "kasus diperiksa secara individual atas dasar keadaan individu."