Suara.com - Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang yang melanda Jerman dan Belgia bertambah. Totalnya lebih dari 90 jiwa melayang dari kedua negara tersebut.
Jumlah total korban jiwa di Jerman, menyadur Sky News Jumat (16/7/2021), meningkat menjadi setidaknya 81 korban akibat tertimpa runtuhan bangunan yang tersapu banjir.
Menurut kantor berita ARD, wilayah yang cukup rusak parah di seluruh negara bagian Rhine-Westphalia Utara dan Rhineland-Palatinate.
Selain itu, wilayah Ahrweiler county, selatan Cologne, juga ikut porak-poranda diterjang banjir. Sedikitnya 1.3000 orang di desa Schuld belum ditemukan.
Kanselir Jerman Angela Merkel memperkirakan jumlah korban jiwa bisa meningkat di tengah peringatan badai hujan lebih lanjut.
"Saya berduka untuk mereka yang kehilangan nyawa dalam bencana ini," kata Angela Merkel saat berkunjung ke Washington.
"Kami masih belum tahu jumlahnya, tapi bisa jadi sangat banyak." sambungnya.
Banjir bandang di Jerman tersebut terjadi setelah sungai Ahr meluap setelah hujan berhari-hari dan menyapu bangunan yang ada di sekitarnya.
Beberapa bangunan yang hancur tersapu banjir kebanyakan karena rumah-rumah tua dan terbuat dari kayu yang tidak kuat menahan banjir bandang.
Baca Juga: Jerman Diterjang Banjir, Empat Orang Tewas dan 30 Lainnya Masih Hilang
Karl-Heinz Grimm, seorang warga Schuld, mengatakan bahwa dia belum pernah melihat sungai Ahr meluap dengan aliran yang begitu deras. "Itu sangat mengerikan," katanya.
Tingkat kerusakan parah di daerah yang terkena dampak masih belum jelas karena banyak daerah terpencil yang aksesnya terputus oleh banjir dan tanah longsor.
Jaringan telepon seluler dan koneksi internet juga terputus di daerah yang dilanda banjir. Hal tersebut membuat banyak keluarga yang cemas akan kondisi orang yang mereka cintai.
Pihak berwenang di daerah Rhine-Sieg memerintahkan evakuasi beberapa desa di bawah waduk Steinbach di tengah kekhawatiran bendungan bisa saja jebol.
Satu bendungan di dekat perbatasan Belgia, Rurtalsperre, tergenang semalaman sementara bendungan lainnya, Steinbachtalsperre, dalam kondisi tidak stabil.
"Ada orang tewas, ada orang hilang, ada banyak yang masih dalam bahaya. Kami belum pernah melihat bencana seperti ini. Ini benar-benar menghancurkan." jelas Gubernur negara bagian Rhineland-Palatinate, Malu Dreyer.