Jaringan Internet Lebanon Terancam Mati, Ekspatriat Marah ke Pemerintah

Jum'at, 12 November 2021 | 17:34 WIB
Jaringan Internet Lebanon Terancam Mati, Ekspatriat Marah ke Pemerintah
Foto sebagai ilustrasi. Sebuah kendaraan pertanian melaju di jalan tanah kota Israel Metula di sepanjang pagar perbatasan antara kedua negara, di Marjayoun, Lebanon, pada (6/8/2021). [Mahmoud ZAYYAT / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Internet dan aplikasi seluler adalah alat dan sarana kami untuk berkomunikasi dengan kerabat dan teman kami," sambungnya.

Najib Youssef, seorang manajer penjualan yang berbasis di Jerman, menyalahkan pemerintah dan administrasi yang tidak produktif.

"Pemerintahan ini sama seperti sebelumnya, kabinet tidak subur. Sejauh ini, ia telah gagal dalam mengelola negara. Ini berpartisipasi dalam membunuh semua sektor jasa termasuk telekomunikasi. Jika ini terjadi, dan saya kira itu akan terjadi, itu berarti membunuh kami (ekspatriat) secara emosional dan mental karena Internet adalah satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengan keluarga," jelas Youssef.

Bassam Al-Deek, seorang profesor bisnis senior yang kini tinggal di Arab Saudi, mengatakan runtuhnya Internet akan mengisolasi Lebanon dari sekitarnya.

"Seolah-olah apa yang terjadi tidak cukup, sekarang muncul masalah kekurangan bahan bakar dan dolar ini menghambat sistem telekomunikasi dan menghalangi kami untuk berkomunikasi dengan keluarga kami di rumah," tambahnya.

Menteri Komunikasi Johnny Korm mengatakan kepada MTV news bahwa, ia sedang memperbaiki krisis dan mencari dana yang cukup untuk membeli solar.

Johnny Korm berjanji bahwa Internet di Lebanon tidak akan mati, tetapi memperingatkan mungkin ada gangguan di beberapa bagian negara itu. Dia mengatakan jumlah solar yang diamankan cukup untuk 20 hari ke depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI