
Dampak Bully pada Anak
Bullying atau intimidasi sendiri adalah ancaman serius bagi kaum muda saat ini. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bullying mempengaruhi 20% siswa sekolah menengah dan cyberbullying memengaruhi 16 persen siswa sekolah menengah.
Tentu saja, bullying dapat memiliki konsekuensi negatif bagi korban, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dilansir dari Psycom, tiap anak cenderung menunjukkan perilaku yang berbeda selama atau setelah intimidasi oleh teman sebaya. Perlu dicatat bahwa intimidasi dapat berlangsung untuk waktu yang lama sebelum siswa mencari bantuan.
Sebuah studi UCLA terhadap 2.300 siswa di sebelas sekolah menengah di Los Angeles menemukan bahwa tingkat intimidasi yang tinggi dikaitkan dengan nilai yang lebih rendah di tiga tahun sekolah menengah.
Siswa yang dinilai sebagai yang paling diintimidasi memiliki kinerja akademis yang jauh lebih buruk daripada rekan-rekan mereka.
Efek pada korban yang diintimidasi dalam jangka pendek dapat meliputi:
• Isolasi sosial
• Perasaan malu
• Gangguan tidur
• Perubahan kebiasaan makan
• Harga diri rendah
• Menghindari sekolah
• Gejala kecemasan
• Mengompol
• Risiko penyakit yang lebih tinggi
• Gejala psikosomatis (sakit perut, sakit kepala, sakit otot, keluhan fisik lainnya tanpa penyebab medis yang diketahui)
• Kinerja sekolah yang buruk
• Gejala depresi
Dengan perawatan kesehatan mental yang segera dan tepat serta sistem pendukung yang ada, para korban dapat mencegah beberapa konsekuensi jangka panjang potensial dari intimidasi. Namun, tanpa bantuan, anak-anak berisiko untuk hal-hal berikut:
• Depresi kronis
• Peningkatan risiko pikiran untuk bunuh diri, rencana bunuh diri, dan upaya bunuh diri
• Gangguan kecemasan
• Gangguan stres pasca-trauma
• Kesehatan umum yang buruk
• Perilaku merusak diri, termasuk diri sendiri -harm
• Penyalahgunaan zat
• Kesulitan membangun kepercayaan, persahabatan dan hubungan timbal balik.
Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Penendang Sesajen di Gunung Semeru, Diduga Terafiliasi Abu Jibril