Serangan siber sudah menjadi bagian dari agresi Rusia di Ukraina sejak sebelum 2014, ketika Kremlin menganeksasi Krimea dan berusaha menyabot pemilu.
Cara serupa juga dilaporkan saat eskalasi terhadap Estonia pada 2007 dan Georgia 2008.
Margaret Klein, peneliti di Institut Studi Keamanan (SWP), Jerman, mengatakan "prioritas utama Rusia,” dalam menggencarkan seranga siber "adalah untuk mendikte narasi perang,” kataya kepada DW sesaat sebelum serangan militer ke Ukraina dilancarkan.
Pergulatan untuk mendominasi opini publik sudah berlangsung sejak beberapa tahun, imbuhnya.
"Strateginya adalah destabilisasi. Mereka berusaha menekan Ukraina sekeras mungkin, terutama di dalam negeri, untuk memaksakan perubahan kembali ke haluan pro-Rusia,” imbuhnya. rzn/as (ap,dw)
