"[Rasanya seperti] menyaksikan dunia menderita … dia sangat menderita."
Robyn meninggal di rumah sakit pada 5 September tahun lalu, meninggalkan empat anak dan enam cucu.
Dalam sertifikat kematiannya, tertulis penyebab meninggalnya adalah karena "sindrom Guillain-Barre yang diperoleh setelah vaksinasi AstraZeneca baru-baru ini".
Yang terjadi pada Robyn sangatlah langka
Badan Obat-obatan (TGA) mengatakan "sejak awal peluncuran vaksin hingga 8 Mei 2022, hampir 58 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan".
TGA telah mengidentifikasi 11 kematian terkait dengan dosis pertama AstraZeneca, dengan "delapan di antaranya kasus trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS), dua berkaitan dengan sindrom Guillain-Barre (GBS), dan satu adalah kasus trombositopenia imun (ITP)" .
Anak-anak Robyn mengatakan pikiran bahwa ibu mereka tidak akan meninggal karena vaksin membuat kejadian ini lebih traumatis.
"[Pikiran] itu membuat saya merasa seperti disambar petir dan petir itu akan terus menyambar," kata Kate.
"Hidup saya berantakan … semuanya menjadi buruk sejak saat itu."
Untuk pertama kalinya, keluarga Robyn berbicara terbuka di hadapan umum untuk mengadvokasi agar pemerintah memberikan lebih banyak dukungan bagi orang-orang yang berada di posisi yang sama di masa depan.
Baca Juga: Agar Hasil Vaksinasi Maksimal, Ini Persiapan yang Harus Dilakukan
Apa itu sindrom Guillain-Barre (GBS)?
GBS adalah kondisi yang berbeda dengan pembekuan darah (TTS) yang dilaporkan secara luas sehubungan dengan peluncuran AstraZeneca tahun lalu.