Karena itu diharapkan Aboe kehadiran kolaborasi PKB dan PKS dapat menjadi magnet bagi partai politik lainnya untuk bergabung dan mematangkan koalisi di jalan ketiga.
"Kita berharap pertemuan gabungan ini akan jadi magnet yang keras, magnet yang baik untuk para partai-partai yang lain yang bergabung. Kalau 50 (kursi) sama 58 (kursi), tinggal 7, artinya tinggal 1 partai," kata Aboe.
"Ya kita lihat lah semoga berjalan panjang umurnya dan bisa bertahan," sambungnya.
Sebelumnya, Waketum PKB Jazilul Fawaid Jazilul memandang kolaborasi PKB dan PKS sebagai jalan ketiga di tengah-tengah kemunculan koalisi dan proses pembentukan koalisi yang kini berjalan di antara partai-partai.
"Kalau ini bukan poros tengah disebutnya, ini jalan ketiga. Kalau jalan ketiga ini menjadi lompatan, ini tentu yang disebut dengan magnet baru," kata Jazilul.
Diketahui pembentukan koalisi itu merupakan pembicaraan lebih lanjut usai dari Milad ke-20 PKS.
Aboe mengatakan mulanya komunikasi kedua partai itu terjalin lewat kehadiran Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di acara Milad ke-20 PKS.
Dalam pembicaraan lebih lanjut, Aboe mengatakan ada kecocokan antara PKS dan PKB yang ia nilai memiliki akar rumput yang serupa.
"PKS membuka peluang, siapa bertemu siapa, siapa dengan siapa. Kami ingin berperan moga-moga ada yang bertemu jodoh. Ternyata Cak Imin menanggapi dan besoknya langsung kita berdialog, buat PKS welcome, apalagi bersama PKB," kata Aboe
Baca Juga: Sebut Koalisi PKS-PKB Bikin Pilpres 2024 Berwarna, PPP: Tapi Tak Cukup Buat Usung Capres
Jazilul mengamini perkataan Aboe ihwal awal pembicaraan dua partai hingga akhirnya memutuskan berkolaborasi untuk Pilpres 2024.
"Pucuk dicinta ulam pun tiba, 20 tahun Milad PKS, ketua umum kami diberikan kesempatan untuk menyampaikan, ternyata di situ ada kata yang sama yang menurut saya ini fakta memang, semuanya kan harus berubah, PKB berubah PKS berubah, semua berubah," tutur Jazilul.