Peretas Data Pelanggan Optus Australia Minta Maaf dan Batalkan Permintaan Uang

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 27 September 2022 | 15:22 WIB
Peretas Data Pelanggan Optus Australia Minta Maaf dan Batalkan Permintaan Uang
Ilustrasi hacker (Pixabay)

Senin kemarin (26/09), Polisi Federal Australia (AFP)mengatakan mereka sudah melakukan 'Operasi Hurricane' untuk mengidentifikasi siapa di balik peretasan dan melindungi warga Australia dari pencurian identitas.

Assistant Commissioner Justine Gough mengatakan penyelidikan akan bersifat kompleks dan lama.

"Kami mengetahui adanya laporan pencurian data yang dijual gelap di internet dan itulah mengapa AFP memantau pasar internet gelap dengan menggunakan kemampuan khusus."

"Para kriminal yang menggunakan nama samaran dan teknologi untuk menyembunyikan identitas mereka tidak bisa melihat kami, tapi kami bisa melihat mereka," katanya.

Bagaimana nasib pelanggan?

Warga di Australia akan menerima email dari Optus.

"Optus telah mengirimkan email atau SMS kepada semua pelanggan yang nomer dokumen identitasnya, seperti surat izin mengemudi atau paspor, dibobol karena serangan cyber."

Jika pelanggan belum mendapatkannya, bukan berarti aman tapi karena Optus masih terus berupaya mengontak pelanggan yang data-nya berisiko.

Apa yang bisa dilakukan selanjutnya bisa disimak dalam artikel penjelasan berikut.

Sementara itu firma hukumSlater and Gordon sedang mempertimbangkan 'class action' terhadap Optus atas nama pelanggan yang terpengaruh atas peretasan data.

Baca Juga: Intel dari Kegelapan Sebut Data Empat Ribu Siswa SMKN 1 Sukabumi Bocor dan Beredar di Forum Hacker

"Sejak pengumuman penyelidikan yang kami lakukan kemarin kami sudah mendapat ribuan pelanggan yang tertarik untuk berpartisipasi dalam tindakan kami berikutnya," kata Ben Zocco, pengacara senior di Slater and Gordon.

Upaya mengganti surat izin mengemudi

KetikaBernard Sheppard mendengar adanya kebocoran data di Optus, dia sudah menduga akan mengalami dampaknya.

Dia mendapatkan email dari Optus hari Minggu kemarin, tiga hari setelah Optus mengumumkan perusahaannya diretas.

Optus mengatakan data miliknya,termasuk nama, tanggal lahir, email, nomor telepon, alamat dan dokumen seperti SIM dan paspor diretas.

Bernard merasa lebih khawatir karena ia tidak tahu apakahdata SIM atau paspornya yangdibocorkan, meski ia sudah tidak lagi menjadi pelanggan Optus.

Dia ingin mengubah nomor SIM-nya untukmencegah pencurian identitas, namun VicRoads lembaga otoritas urusan lalu lintas di negara bagian Victoria, mengatakan perubahan SIM hanya bisa dilakukan bila sudah ada bukti SIM-nya disalahgunakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI