Acara Pamungkas Local Media Summit 2022: Bicara Peluang dan Tantangan Media Lokal

Sabtu, 29 Oktober 2022 | 09:42 WIB
Acara Pamungkas Local Media Summit 2022: Bicara Peluang dan Tantangan Media Lokal
Acara penutupan Local Media Summit 2022.(Suara.com/Wakos Reza Gautama)

Sementara itu Corporate Communications Director of Danone Arief Mujahidin, mengatakan, model kerja sama antara perusahaan dengan media massa kini beragam.

Menurutnya dalam menjalin sebuah hubungan kerja sama harus mutual dan tidak bisa dipaksakan.

“Jadi jangan bilang hei kamu masang kerja sama sama aku viewnya cuma 100, 200. Kami lakukan media mapping tapi anda juga harus melakukan mapping aqua ini iklannya mau seperti apa. Kerja sama bisa dengan konten, amplifikasi, pelatihan,” kata dia.

Sementara itu Managing Partner Inventure Yuswohady berbicara mengenai landscape media saat ini. Menurut dia, landscape media awalnya vertikal seperti billboard dan televisi di mana hanya komunikasi satu arah.

“Setelah internet dan sosial media, pola bergeser menjadi dua arah dan sifatnya many to many. Itulah yang ada di facebook, Tiktok dan IG,” kata dia.

Saat ini menurut Yuswohady yang mempengaruhi media itu Fomo (fear of missing out).

Kata Yuswohady, saat ini semua orang bisa menjadi publisher dan Ini kekuatan luar biasa.

“Ketika semua orang publisher yang terjadi adalah overloaded information. Informasi meluap di satu sisi. Sisi demand, semua orang punya HP. Di sisi suplay informasi meluap kita punya tools yang namamya HP untuk menangkap semua informasi itu,” katanya.

Lalu yang terjadi, lanjut dia, setiap saat orang ingin menangkap informasi itu.

“Survei di seluruh dunia, 13 persen milenial sehari bisa 10 jam. Untuk apa? untuk nyari berita. Fomo itu artinya fear of missing out kita ga mau ketinggalan informasi,” paparnya.

Baca Juga: CEO Indotnesia: Koperasi Multi Pihak Produsen hingga Konsumen Tergabung Jadi Satu

Menurut Yuswohady, ada tiga hal yang membuat media dilirik milenial yaitu immediacy, intimacy, spontanity.

“Makanya Lambe Turah dan TIkTok lebih menarik. Itu Immediacy, berita langsung bisa nongol. Kenyataannya konten itu semakin penting Immediacy, intimacy, Spontanity. TikTok itu intimacy dan spontanity.. At the end of the day if you not digital you die. Teman-teman kalau berbisnis di media ga digital ga akan survive,” kata Yuswohady.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI