Nama Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur masuk ke bursa bacawapres. Nama Yenny jadi opsi tokoh wanita selanjutnya setelah Khofifah Indar Parawansa.
Yenny Wahid digadang-gadang akan mendampingi Anies Baswedan untuk bertarung dalam Pemilu 2024 mendatang.
Mulanya, nama Yenny Wahid muncul dalam kandidat pendamping Ganjar Pranowo. Namun, pada awal Juli 203, Yenny Wahid disebut-sebut cukup potensial mendampingi Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 nanti.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menyebut bahwa masuknya Yenny Wahid sudah berdasarkan pada perhitungan yang matang. Bahkan diketahui posisinya sebagai bacawapres bisa menjadi opsi besar untuk capres yang akan maju.
Bahkan, ia menambahkan sosok Yenny Wahid mampu menjadi representasi perempuan untuk cawapres yang akan bertarung dalam Pemilu 2024 nanti.
Yenny Wahid bukanlah satu-satunya wanita yang masuk ke dalam bursa cawapres, sebelumnya Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga digadang-gadang akan masuk bursa cawapres Anies Baswedan.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyebut sulitnya menduetkan Anies Baswedan dengan Yenny Wahid atau Khofifah Indar Parawansa di Pilpres 2024 mendatang.
Ahmad Khoirul Umam menyebut peluang untuk Yenny Wahid dan Khofiifah Indar Parawansa untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Pemilu 2024, Anies Baswedan memang terbuka.
Lebih lanjut, ia menyebut baik itu Yenny ataupun Khofifah, masih sama-sama belum mumpuni secara elektabilitas.
Baca Juga: Profil dan Rekam Jejak Yenny Wahid, Putri Gus Dur Masuk Bursa Cawapres Anies
Rekam Jejak Yenny Wahid
Yenny Wahid adalah seorang politikus Indonesia dan aktivis Nahdlatul Ulama. Pemilik nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh lahir pada 29 Oktober 1974.
Ia merupakan alumni SMA Negeri 28 Jakarta. Setelah lulus, Yenny Wahid sempat menempuh pendidikan Psikologi di Universitas Indonesia (UI). Namun, berdasarkan saran dari sang ayah, Yenny memutuskan keluar dari UI kemudian melanjutkan pendidikan di Jurusan Desain dan Komunikasi Visual, Universitas Trisakti.
Setelah lulus dari perguruan tinggi, Yenny memutuskan menjadi wartawan yang bertugas di Timor-Timur dan Aceh untuk mendampingi sang ayah.
Namun, sebelum itu, Yenny Wahid pernah menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age.
Pada saat ia bertugas di Timor-Timur, Yenny Wahid berhasil membuat liputan pasca-referendum. Ia mendapatkan anugerah Walkley Award karena liputannya tersebut.