Drone Shahed 136 didesain tidak memiliki ekor dengan panjang keseluruhan bisa mencapai 3 meter dan lebar sayap lebih dari dua meter dan bobotnya sekitar 440 pon atau 200 kg. Berat hulu ledaknya menurut analis militer Brett Friedman bisa mencapai 40 sampai 50 kg.
Sebagai perbandingan, hulu ledak M795 155 mm yang dimiliki oleh Korps Marinir AS pada umumnya hanya sanggup membawa 11 kg bahan peledak.
Forbes mencatat bahwa kekuatan penghancur yang serupa dengan droen milik kelompok Houthi saat menghancurkan kilang minyak Saudi Aramco di Arab Saudi. Akibatnya, Shahed 136 kerap mendapat julukan 'Pembunuh Aramco'.
Menurut Adam Rawnsley pada 2021 menyebut bahwa drone ini juga diduga menjadi biang kerok meledaknya kapal tanker Mercer Street di Teluk Oman pada Agustus 2021.
Lantas apakah drone milik Iran itu tak bisa dilumpuhkan? Menurut para ahli militer seperti dikutip dari The Guardian, drone Shahed 136 bisa dilumpuhkan dengan sistem artileri anti pesawat dan penembak yang terlatih khusus.
Saat Rusia melakukan operasi militer ke Ukraina, pihak militer Ukraina sepertu dikutip dari BBC sepanjang 13 September hingga 17 Oktober 2022 mampu menembak jatuh 161 drone Shahed 136 kamikaze.
Pengguna drone ini oleh Rusia ke Ukraian menurut Institue for Study War tidak efektif jika dibandingkan peluncur rudal HIMARS yang dipasok pihak Amerika Serikat.
Iran Minta Israel Tak Balas Serangan
Sementara itu, kabar terbaru menyebutkan bahwa Utusan tetap Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amir Saeed Iravani berikan peringatan keras kepada Israel jika ingin melakukan serangan balasan.
Baca Juga: Jatuhkan Drone Iran, Ini Sejarah Hubungan Yordania dan Israel
Dia mengabaikan ancaman Israel yang akan membalas serangan Iran dan menyebutnya "retorika belaka" dalam wawancara dengan tv Sky News.
Menekankan bahwa pembalasan Iran selanjutnya akan lebih "menentukan", dia mengatakan Israel sangat memahami konsekuensinya.
![Mengenal Pembunuh Aramoc, Drone Milik Iran yang Bikin Isreal Kocar-Kacir [19fortyfive.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/16/98663-drone-iran.jpg)
Iravani menutup wawancara dengan menegaskan kembali peringatannya: "Israel mengetahui bagaimana pembalasan kedua kami."
Pada 1 April, Israel melancarkan serangan udara atas konsulat Iran di Damaskus, menyebabkan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal tewas.
Baca juga:
Serangan yang menewaskan tujuh pejabat militer Iran itu, termasuk seorang komandan senior IRGC, menuai reaksi tajam dari para pejabat Pemerintah Iran, yang berjanji akan memberikan "tanggapan yang tegas." karena menurut mereka serangan terhadap konsulat sama dengan serangan ke wilayahnya.