Kisah Rahmah El Yunusiyyah: Pahlawan Nasional dan Syaikhah Pertama dari Universitas Al-Azhar

Senin, 10 November 2025 | 16:56 WIB
Kisah Rahmah El Yunusiyyah: Pahlawan Nasional dan Syaikhah Pertama dari Universitas Al-Azhar
Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Sumatera Barat Fauziah Fauzan El Muhammady (kiri) menerima plakat dan sertifikat dari Presiden Prabowo Subianto (kanan) di Jakarta, Senin (10/11/2025). Antara/HO-Setneg.
Baca 10 detik
  • Rahmah El Yunusiyyah, pahlawan nasional baru, adalah perempuan pertama peraih gelar Syaikhah.

  • Gelar diberikan Al-Azhar karena kagum pada sistem pendidikan perempuan di sekolahnya.

  • Perjuangannya membuka jalan bagi perempuan di seluruh dunia untuk bisa berkuliah di Al-Azhar.

Suara.com - Penetapan Rahmah El Yunusiyyah sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto kembali mengangkat kisah inspiratifnya sebagai perempuan pertama di dunia yang meraih gelar kehormatan Syaikhah dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.

Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fauziah Fauzan El Muhammady, menjelaskan bahwa gelar prestisius tersebut dianugerahkan kepada Rahmah El Yunusiyyah pada tahun 1957.

"Pada 1957, Bunda Rahmah El Yunusiyyah diundang oleh Universitas Al-Azhar ke Mesir untuk dianugerahi gelar Syaikhah," kata Fauziah Fauzan El Muhammady saat dihubungi di Padang, Senin (10/11/2025).

Menurut Fauziah Fauzan El Muhammady, pengakuan ini berawal dari kunjungan para petinggi Universitas Al-Azhar ke Padang Panjang. Mereka dibuat kagum saat melihat Perguruan Diniyyah Puteri, yang didirikan oleh Rahmah, telah menerapkan sistem pendidikan formal modern bagi kaum perempuan—sesuatu yang pada saat itu bahkan belum dilakukan oleh Al-Azhar sebagai salah satu universitas tertua di dunia.

"Beliau adalah perempuan pertama yang mendapatkan gelar Syaikhah, dan sampai sekarang belum ada perempuan kedua yang mendapatkan gelar itu," ujarnya.

Lebih dari sekadar gelar, pengaruh Rahmah El Yunusiyyah membawa perubahan besar. Setelah menerima gelar tersebut, ia mengusulkan agar Al-Azhar membuka pintu pendidikan bagi mahasiswi. Usulannya diterima, dan pada 1962, Universitas Al-Azhar secara resmi membuka Kulliyyat Al-Banat Al-Islamiyyah atau fakultas khusus perempuan.

"Atas kontribusi dan perjuangan beliau, seluruh perempuan di belahan dunia kini bisa berkuliah di Universitas Al-Azhar," pungkasnya. (Antara)

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI