"Ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi bersama Kementerian ESDM dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Karya Inovasi ini kami lakukan dalam menjawab transisi energi," kata Darmawan Prasodjo.
"Memaksimalkan existing facility yang ada di pembangkit-pembangkit thermal kemudian kami lakukan inovasi dengan memanfaatkan 100 persen EBT (energi baru terbarukan) menjadi green hydrogen," tuturnya lagi.
Selain HRS, PLN melakukan inovasi dengan memanfaatkan solar PV yang terpasang di kawasan pembangkit PLN ditambah dengan renewable energy certificate (REC) dari beberapa pembangkit EBT di Indonesia. Dengan cara ini, PLN mampu memproduksi 100 persen hidrogen hijau.
"Dengan inovasi ini, selain untuk pendingin generator pembangkit, green hydrogen bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, di antaranya untuk industri pupuk, industri bahan kimia, cofiring pembangkit hingga untuk fuel cell electric vehicle (FCEV)," pungkasnya.