Untungnya, sanksi yang dijatuhkan UE kemungkinan tidak akan se ekstrem AS. Saat ini, tarif impor mobil dari luar UE berada di angka 10%. Analis memperkirakan mobil listrik China akan dikenakan tambahan tarif sebesar 10-25%.
Matthias Schmidt dari Schmidt Automotive Research berpendapat bahwa kenaikan tarif AS ke 100% adalah langkah proteksionisme murni.
Menurutnya, respon UE akan lebih terukur. Dalam wawancara, beliau berkata: "Jika UE menerapkan tarif maksimum 25%, tujuannya lebih condong ke arah menciptakan lapangan permainan yang setara dan menyeimbangkan keunggulan biaya produksi sebesar 30% yang dimiliki China."
Dengan melihat kondisi tersebut, menarik untuk disimak bagaimana kelanjutan kebijakan UE. Akankah mereka tetap akan menerapkan tarif tinggi untuk mobil listrik China, atau justru mencari solusi lain yang lebih bisa diterima semua pihak? Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya!