Mesin overheat adalah momok tersendiri bagi pemudik. Jalur panjang, suhu tinggi, serta kepadatan lalu lintas membuat mesin bekerja lebih keras.
Tanpa persediaan cairan yang cukup, potensi kerusakan fatal bisa terjadi kapan saja. Apalagi jika perjalanan dilakukan siang hari, di mana suhu aspal dan udara sangat tinggi, mempercepat risiko mesin kepanasan.
Jangan Andalkan GPS Saja
Tak hanya peralatan fisik, mental dan kesiapan informasi juga berperan penting. Seringkali pengendara terlalu mengandalkan GPS, tanpa mencari tahu lebih dahulu kondisi jalur, titik rawan macet, atau lokasi posko bantuan terdekat.
Menyimpan nomor-nomor darurat, seperti layanan tol, bengkel terdekat, hingga hotline kepolisian, sebaiknya juga dilakukan sebelum perjalanan dimulai.
“Arus balik bukan hanya tentang pulang, tapi tentang bagaimana sampai dengan selamat,” tegas Yannes.
Edukasi yang Perlu Diulang Setiap Tahun
Sayangnya, kesadaran akan pentingnya perlengkapan darurat ini masih minim. Banyak pemudik baru atau pengemudi muda yang belum terbiasa mengecek kondisi kendaraan secara menyeluruh.
Untuk itu, Yannes mendorong adanya kampanye rutin dari pemerintah maupun media untuk mengedukasi publik, misalnya dengan menyisipkan informasi ini dalam tayangan televisi, media sosial, hingga posko rest area.
Baca Juga: Puncak Arus Balik Kereta Api 6 April 2025, PT KAI Imbau Ini untuk Pemudik
“Kesiapan menghadapi darurat bukan soal takut, tapi bijak. Karena di jalan raya, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi,” tutupnya.