Kriminologi.id - Seorang gadis Yazidi berusia 19 tahun mengaku melarikan diri ke Jerman karena bertemu dengan seseorang yang telah menyekapnya. Gadis itu, bernama Aswaq Haji Hami. Ia masih berusia 14 tahun ketika dijual di negara asalnya Irak seharga USD 100 kepada seorang anggota ISIS bernama Abu Humam.
Ia mengatakan, nama asli Humam adalah Mohammed Rashid. Setelah melarikan diri, dia kembali bertemu dengan Human di Jerman pada 2016 dan Februari 2018.
Kisah Miris TKI Disekap 12 Tahun, Diperlakukan Bak Budak di Arab Saudi Masuk ke ISIS Jadi Polisi, Jennifer Wanita Jerman Pertama yang Diadili Suami Gabung ISIS, 19 Wanita Rusia Dihukum Seumur Hidup di Irak
Ashwaq mengaku diperkosa dan dipukuli. Ia berhasil melarikan diri tiga bulan kemudian dan kemudian pergi ke Jerman bersama ibu dan satu saudara laki-lakinya, menurut BBC.
Namun, setelah berhasil kabur, dia kembali ditemui Humam di luar supermarket pada Februari lalu.
"Dalam perjalanan kembali ke sekolah, sebuah mobil berhenti di sebelah saya. Dia duduk di kursi depan. Dia berbicara dengan saya dalam bahasa Jerman dan bertanya, 'Apakah kamu Ashwaq?' Saya sangat takut saya gemetar. Saya berkata: 'Tidak, siapa kamu?" katanya seperti dikutip Foxnews.com, Minggu, 19 Agustus 2018.
Namun Human mengaku kepada Ashwaq jika dia mengenal gadis itu. "Aku tahu kamu Ashwaq," ujar Ashwaq mengulang pernyataan Human.
Ashwaq mulai berbicara dengannya dalam bahasa Arab dan mengatakan untuk tidak berbohong kepadanya.
"Aku mengenalmu katanya. Dan di mana kau tinggal dan dengan siapa kau tinggal. Dia tahu segalanya tentang kehidupanku di Jerman," ujarnya.
Ashwaq telah melaporkan insiden itu kepada polisi lima hari setelah kejadian. Ashwaq telah mengungkapkan apa saja yang dialaminya, termasuk pengalaman selama menjadi budak seks anggota ISIS selama di Irak.
Polisi Jerman kemudian melakukan identifikasi wajah penyekap Ashwaq dan memintanya agar mengontak kepolisian secepatnya apabila dia melihat kembali Abu Humam.
Düzen Tekkal, seorang aktivis dan pendiri Hawar, sebuah organisasi yang berbasis di Berlin yang mengampanyekan hak-hak Yazidi, mengatakan kepada BBC jika dia telah mendengar kasus lain di mana pengungsi perempuan Yazidi mengakui pejuang ISIS di Jerman.
Menurut laporan BBC, pejuang ISIS mengambil ribuan wanita Yazidi sebagai budak seks. Yazidi merupakan etnis minoritas kuno di Irak bagian utara yang sejak lama menjadi korban persekusi.
Dalam catatan The Independent, Yazidi setidaknya sudah melewati 72 genosida sepanjang keberadaannya di Irak.
Ashwaq sekarang tinggal di kamp Yazidi di Kurdistan. Keluarganya sekarang mengajukan permohonan untuk tinggal di Australia sebagai bagian dari program khusus untuk perempuan yang diculik ISIS.
Juru bicara Frauke Koehler mengatakan, pernyataan wanita itu kepada pihak berwenang "tidak cukup tepat" dan ketika mereka mencoba untuk menindaklanjuti, dia telah meninggalkan Jerman.
Koehler mengatakan jaksa ingin berbicara dengannya lagi jika dia kembali ke Jerman.