Tiga Ribu Orang Dibunuh, Juli 2018 Bulan Terkejam di Meksiko

Kementerian Keamanan Publik Meksiko merilis data kasus pembunuhan yang terjadi selama bulan Juli 2018. Dari data tersebut, telah terjadi 2.599 kasus pembunuhan yang disengaja dengan jumlah korban.

kriminologi
Rabu, 22 Agustus 2018 | 19:51 WIB
Tiga Ribu Orang Dibunuh, Juli 2018 Bulan Terkejam di Meksiko
Sumber: kriminologi

Kriminologi.id - Kementerian Keamanan Publik Meksiko merilis data kasus pembunuhan yang terjadi selama bulan Juli 2018. Dari data tersebut, telah terjadi 2.599 kasus pembunuhan yang disengaja dengan jumlah korban mencapai 3.017 orang.

Dilansir dari Anadolu Agency, Rabu, 22 Agustus 2018, bulan Juli 2018 dinilai menjadi bulan paling kejam di Meksiko. Angka korban tersebut merupakan yang tertinggi secara bulanan yang pernah tercatat di negara tersebut sejak Meksiko mulai menyimpan data statistik pada 1997. 

Dua Pria Bersenjata Culik Anggota Kongres Meksiko Wartawan Meksiko Tewas Tertembak, Kerap Menulis Persoalan Keamanan Jumat Agung di Meksiko Diwarnai Baku Tembak Perampok dan Polisi

Dua bulan lalu pemerintah Meksiko juga merilis data jumlah korban pembunuhan disengaja mencapai 2.894 orang. 

Tercatat sebanyak 18.994 pembunuhan dalam tujuh bulan selama 2018. Jumlah tersebut meningkat 20 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2017.

Tahun 2018 juga dinilai sebagai tahun terkejam bagi Meksiko karena berpotensi melampaui jumlah kasus pembunuhan yang terjadi sepanjang 2017 dengan jumlah 28.702 kasus pembunuhan. Jumlah tersebut merupakan tertinggi dalam 20 tahun terakhir.

Selain itu, secara terpisah, catatan kementerian tersebut melaporkan 78 kasus bunuh diri pada Juli 2018 yang juga merupakan jumlah tertinggi pada tahun 2018.

“Pemerintah federal saat ini akan diingat karena ketidakmampuannya untuk mengurangi kekerasan di Meksiko,” kata Kepala Partai Oposisi sayap kiri PRD Omar Ortega Alvarez sebagai reaksi terhadap laporan tersebut.

Angka-angka kekerasan tersebut dinilai telah melampaui batas selama lebih dari satu dekade. 

Mantan Presiden Felipe Calderon memerangi narkoba pada 2006. Tentara diikutertakan untuk melawan pedagang obat bius. Strategi itu diteruskan oleh Presiden Enrique Pena Nieto yang akan segera mengakhiri masa jabatannya, dan menyebabkan pecahnya rekor kekerasan yang terjadi di negara itu.

Sementara Presiden terpilih Andres Manuel Lopez Obrador yang akan menjabat pada 1 Desember 2018, berjanji dalam kampanyenya untuk mengakhiri strategi kontroversial dan mencoba cara-cara baru untuk menyelesaikan krisis narkoba dan kekerasan yang berasal dari narkoba.

BERITA LAINNYA

TERKINI