Naoemi Octarina Perkenalkan Hasil Kerajinan Sulsel di Pameran Online Rumah

Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Selatan (Sulsel) turut menjadi pendamping pada Pameran Online Rumah Kriya Asri Lima Destinasi Pariwisata ...

makassarterkini
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 13:40 WIB
Naoemi Octarina Perkenalkan Hasil Kerajinan Sulsel di Pameran Online Rumah
Sumber: makassarterkini

Terkini.id – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Selatan (Sulsel) turut menjadi pendamping pada Pameran Online Rumah Kriya Asri Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas, Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, dan Likupang. Dimana, Dekranasda Sulsel menjadi pendamping khusus untuk Mandalika.

Pelaksana Tugas Ketua Dekranasda Sulsel, Naoemi Octarina, turut memperkenalkan hasil kerajinan yang diproduksi para pengrajin Sulsel, pada pameran online yang diselenggarakan Dekranas tersebut.

Pada tayangan Instagram Live Kreasi Kriya yang ditayangkan melalui akun dekranas.id, Naoemi menjelaskan mengenai berbagai motif tenun.

Baca Juga: Resmikan Pengerjaan 7,3 Km Jalan, Plt Gubernur Tekad Tuntaskan Jalan...

“Untuk motif, kita punya bermacam-macam. Khusus Tenun Toraja saja, ada beberapa jenis,” kata Naoemi, pada Live Instagram “Kreasi Kriya” yang dipandu Dina Ikhsan, Anggota Bidang Promosi dan Humas Dekranas, Jumat 20 Agustus 2021.

Naoemi mencontohkan, motif Sarita, seperti yang dikenakan Dina Ikhsan. Jenis motifnya adalah tau-tau. Bagi Suku Toraja, motif tersebut sangat sakral, dan biasa juga disebut dengan kain doa. Adapula Sarita, dengan motif tongkonan.

Baca Juga: Penanganan Pandemi Covid-19 di Sulsel Disanjung Ketua Perubahan Perilaku Satgas...

“Untuk kain tenun jenis Sarita ini, harganya berkisar Rp 700 ribu,” ungkapnya.

Selain Sarita, lanjut Naoemi, ada juga tenun Paramba, Pamiring, dan Paruki. Semuanya berasal dari Toraja. Selain untuk pakaian, biasa digunakan untuk membuat kerajinan berupa dompet, tas, bahkan sepatu.

“Untuk dompet, harganya antara Rp 75 ribu hingga Rp 300 ribu. Kalau dompet, terbuat dari tenun Paramba. Banyak warna biasanya, dan tidak mempunyai warna dasar. Sedangkan tenun Pamiring ini, kainnya dipakai untuk acara adat atau acara resmi,” jelasnya.

Baca Juga: 24 Desa Wisata di Sulsel Lolos Masuk Dalam 300 Besar...

Dalam obrolan dengan Dina Ikhsan tersebut, Naoemi juga mengungkap berbagai persoalan yang dihadapi para pengrajin selama pandemi Covid-19.

Mulai dari masalah pemasaran, biaya operasional, hingga modal. Namun, ia mengakui, para pengrajin sangat terbantu dengan adanya toko online.

“Dengan adanya toko online, para pengrajin sangat antusias untuk berkreasi. Kami harap, ada bantuan dari Dekranas, untuk para pengrajin potensial,” tuturnya.

Untuk menggenjot pemasaran, isteri Andi Sudirman Sulaiman ini mengungkapkan pentingnya melibatkan kaum milenial dalam memasarkan produk-produk kerajinan.

Pihaknya juga telah bekerjasama dengan dinas terkait, agar para pengrajin mendapatkan bantuan pendampingan, sehingga produk yang dihasilkan memiliki daya saing.

“Ada pendampingan dari tenaga ahli desainer. Misalnya untuk produk sutera, didampingi tenaga ahli untuk menghasilkan pewarna alam dan sintesis. Ada juga pendampingan untuk pengrajin anyaman,” bebernya.

Begitupun dengan ecoprint, berbahan sutera. Dekranasda berkolaborasi dengan PKK Sulsel, untuk membuat pelatihan. Naoemi berharap, Dekranasda bisa menjadi induk dari para pengrajin. Sehingga, kerajinan yang dihasilkan berkualitas, modelnya kekinian, dan memiliki daya saing.

“Penggunaan teknologi juga sangat penting. Selain bantuan modal dan pendampingan  tentunya,” kata Naoemi.

Sekedar informasi, hasil kerajinan Sulsel ini dipasarkan di beberapa toko online. Antara lain, Ladara, Tokopedia, dan pameran online Kriya Asri.

BERITA LAINNYA

TERKINI