Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana menanggapi Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menyentil para aktivis HAM dan aktivis perempuan terkait kasus pembunuhan Tenaga Kesehatan (Nakes) di Papua.
Panca menyindir mengapa Bamsoet malah mencari aktivis dalam masalah ini, sementara negara saja tidak hadir.
“Lha, negara kemana? Bamsoet kok nyariin aktivis HAM,” katanya melalui akun Twitter Panca66 pada Senin, 20 September
Baca Juga: Panca: Ngarepin Jokowi Tanggung Jawab Sama Aja Ngarepin Gajah Tumbuh...
“Negaranya aja nga hadir. Ke balik-balik pejabat negara komennya sekarang,” sambung Deputi Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat itu.
Sebelumnya, Bamsoet mempertanyakan para aktivis HAM dan perempuan yang tidak angkat suara terkait penyiksaan dan pembunuhan terhadap nakes yang disebut dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Baca Juga: Sebut Pemimpin Harusnya seperti Anies, Politisi Demokrat: Gak Baperan Dituntut...
Sebagaimana diketahui, sebelumnya terjadi penyerangan dari KKB Papua terhadap Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada Senin, 13 September 2021.
Dalam penyerangan itu, seorang nakes perempuan tewas setelah sebelumnya disiksa dan dilecehkan.
“Kemana suaranya para aktivis HAM dan aktivis perempuan?” kata Bamsoey pada Sabtu, 18 September 2021, dilansir dari Kompas.
Baca Juga: Sindiran Politisi Demokrat ke Jokowi: Udah Banyak Contoh Omongan Dia...
“Kenapa ketika saudara sebangsanya di bunuh dan diperkosa secara brutal mereka diam? Namun ketika aparat negara menumpas para pelaku itu, mereka teriak soal HAM? Sambungnya.
Lebih lanjut, Bamsoet juga meminta Pemerintah tidak perlu menoleransi para pelaku kejam terhadap warga sipil di Papua.
Terlebih Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNB-OPM) sudah mengakui tindakan penyerangan yang mereka lakukan terhadap fasilitas publik.
“Utamakan keselamatan rakyat kita. Jangan lagi ada korban dari rakyat yang tidak bersalah. Negara harus hadir dengan kekuatan penuh,” kata Bamseot.
“Serangan terhadap fasilitas kesehatan merupakan serangan terhadap kemanusiaan,” tambahnya.