Partai Amanat Nasional (PAN) sudah lama menyatakan dirinya bergabung dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi, namun sampai saat ini pihaknya masih digantung dan belum diberi kepastian kapan akan gabung dalam kursi kabinet.
Fenomena digantungnya PAN oleh Jokowi disebut memunculkan posisi politik yang dilematis.
Iwel Sastra selaku pengamat politik mengatakan, PAN saat ini sedang dalam kondisi yang kikuk. Implikasinya, saat akan kritis pada pemerintah sudah terlanjur gabung koalisi.
Di sisi lain, kata Iwel, meski bersikap mendukung pemerintah tidak ada kesepakatan soal posisi di pemerintahan.
Menurutnya, PAN masih akan memilih sikap politik menunggu dan melihat perkembangan dinamika koalisi.
“Sepertinya hingga terjadi perombakan kabinet yang masih sulit kapan diprediksi dilakukan oleh Presiden, PAN akan lebih pada posisi “wait and see,” kata Iwel dikutip terkini.id dari Rmolid, Senin, 13 Desember 2021.
Iwel pun memandang bahwa ada baiknya PAN segera meminta kepastian pada Jokowi soal posisinya di koalisi.
Sebab, lanjutnya, partai lain sudah mulai membangun konstituen utnuk kontestasi Pemilu legislatif tahun 2024 mendatang.
Ia menegaskan, bahwa berdasarkan jumlah pemilih Indonosia dalam pemilu dari tahun ke tahun bertambah mengambang.
“Salah satu latar belakang seorang pemilih memilih partai politik adalah posisi partai tersebut terhadap pemerintahan. Berdasarkan data yang didapat dari pemilu ke pemilu di Indonesia jumlah pemilih mengambang cukup banyak,” pungkas Iwel.