Tidak lebih 5% dari penduduk Indonesia yang terjun ke dunia bisnis. Tentunya angka tersebut harus diperbanyak, khususnya oleh generasi muda agar lapangan pekerjaan yang tersedia semakin meningkat dan bisa mengurangi jumlah pengangguran. “Semakin banyak anak muda yang terjun ke dunia bisnis maka akan semakin banyak pula lapangan pekerjaan tersedia dan akan mengurangi jumlah pengangguran.” (Widianto, 2019).
Rupanya pengembangan perusahaan rintisan (startup) ini didukung penuh oleh pemerintah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dalam setahun terakhir (per Februari 2019), jumlah pengangguran di Indonesia berkurang 50.000 orang, menjadi 5,01 persen dari 136,18 juta orang tenaga kerja. Berkurang dari 5,34 persen pada 2018. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bambang Brodjonegoro pun menyebutkan bahwa penurunan tersebut terjadi karena adanya penyerapan angkatan kerja. Penyerapan angkatan kerja dapat ditingkatkan dengan menambah lowongan kerja. Dengan banyaknya generasi milenial yang terjun ke dunia bisnis start-up, maka akan semakin membuka banyak peluang kerja yang bisa menurunkan angka pengangguran.
Saat ini, generasi muda semakin banyak yang mengembangkan bisnis dan usahanya. “Bisnis startup yang menjadi tren masa kini, semakin terus digeluti oleh kalangan generasi muda, dari bidang teknologi, jasa, makanan, dan lain sebagainya.” (Djumena, 2018) Ada banyak perusahaan rintisan yang telah berhasil membantu menurunkan angka pengangguran. Start-up Invosight melalui platform paruhwaktu.id menjadi salah satu contohnya. Perusahan start-up tersebut ikut membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka adalah bukti nyata keberhasilan perusahaan start-up asal Indonesia yang kehadirannya penting di era digital saat ini.