Startup di bidang pendidikan (edtech) disebut-sebut berpeluang besar menjadi unicorn keenam Indonesia. Padahal, tiga perusahaan rintisan menyebutkan bahwa pasar pendidikan di Tanah Air cukup menantang. Tantangan utamanya yakni minimnya akses, sarana dan prasarana pendidikan di daerah. Di sisi lain, Quipper, Bahaso, dan Zenius mengakui bahwa pasar sektor ini di Indonesia sangat potensial.
Businnes Development Manager Quipper Indonesia, Ruth Ayu Hapsari mengatakan, perusahaan mulai menyasar pengguna di kota-kota kecil luar Jawa tahun ini. Karena sebelumnya belum banyak yang mengetahui konten-konten yang diberikan startup pendidikan. Meski sudah ada, namun startup pendidikan masih butuh pengenalan.
Permasalahan lain adalah akses jalan dan infrastruktur pendidikan di beberapa wilayah yang belum memadai. Salah satunya terkait dengan jaringan internet. Hal itu membuat layanan Bahaso belum bisa diakses di beberapa daerah. Bahaso sendiri menyediakan aplikasi video chat untuk mempelajari bahasa. Ada dua layanan bahasa yang disediakan, yaitu Inggris dan Mandarin. Perusahaan rintisan ini juga sudah bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI).