"Saya nembak terus sampai nggak bisa makan tiga hari, awalnya pakai gigi depan rasanya sakit banget. Terus saya beralih ke gigi samping itu berdarah-darah juga. Lalu saya beralih ke gigi geraham sampai sekarang," katanya.

Tukang Bubur
Mampu meraih medali emas pada kejuaraan olahraga multi-event tingkat internasional tak membuat Kholidin melupakan latar belakang pekerjaannya. Sehari-hari, pria asal Pekalongan ini berjualan bubur di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta.
Bahkan, dari usahanya tersebut ia mampu mengentaskan sejumlah saudara yang sempat menganggur akibat ter-PHK. Jika di awal berjualan sekitar tahun 1994 dia menjalankan usahanya sendirian, saat ini dia bisa mengajak kakak dan adik ipar untuk membantunya.
Sempat kehilangan tempat berjualan sekitar tahun 2015 karena penataan Kota Jakarta juga tidak membuatnya patah semangat. Lagi-lagi sikap pasrah dipilihnya saat menghadapi permasalahan tersebut.
"Saya berdoa minta tempat terbaik, tiga bulan kemudian lewat orang baik saya dikasih tempat berjualan yang jauh lebih nyaman," katanya.
Usahanya itu tidak lepas karena rasa sayang yang begitu besar kepada keluarga. Bahkan, ia sudah merencanakan jika memperoleh bonus atas prestasinya tersebut sebagian akan digunakan untuk mengoperasikan ayahnya yang saat ini tengah menderita katarak.
Bidik Paralimpik
Kholidin mengatakan awalnya ia tidak langsung bergabung sebagai atlet nasional melainkan atlet daerah. Pada kisaran tahun 2017-2018 ia masuk ke Pelatda DKI Jakarta. Saat itu ia langsung menekuni nomor recurve dan berhasil mengikuti sejumlah kompetisi, di antaranya Piala Presiden dan Piala Marinir.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022: Indonesia Juara Umum Para Tenis Meja dengan 27 Emas
Selanjutnya, pada tahun 2021 ia mengikuti event Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021 dan berhasil menyumbangkan medali emas untuk kontingen DKI Jakarta.