Sperma Tertua di Dunia Ditemukan di Antartika

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 16 Juli 2015 | 09:12 WIB
Sperma Tertua di Dunia Ditemukan di Antartika
Ilustrasi sperma (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah ilmuwan yang tergabung dalam sebuah ekspedisi Antartika berhasil menemukan sel-sel sperma berusia 50 juta tahun. Ini adalah sperma binatang tertua di dunia, demikian klaim para peneliti yang melaporkan temuannya itu dalam jurnal Biology Letters edisi 15 Juli.

Sel-sel sperma itu ditemukan melekat di dinding sebuah fosil kepompong. Para ilmuwan menduga kepompong berisi sperma itu milik sejenis ulat atau lintah purba dan diciptakan oleh pemiliknya untuk berkembang biak atau kawin.

"Sperma berusia sangat pendek dan sangat rapuh. Karenanya mereka sangat sukar ditemukan dalam bentuk fosil," kata Benjamin Bomfleur, paleontolog dari Swedish Museum of Natural History, yang memimpin penelitian itu.

"Penemuan sperma dalam kepompong di Antartika ini adalah yang tertua yang pernah tercatat dan merupakan temuan yang sangat jarang terjadi," lanjut dia.

Bomfleur mengatakan fosil langka dan uzur itu ditemukan oleh sejumlah ilmuwan saat sedang meneliti sedimen bangkai vertebrata dalam sebuah ekspedisi di Antartika.  Mereka lalu memindai kepompong itu menggunakan mikrosokop elektron untuk meneliti permukaan dan partikel di dalamnya.

Tak hanya itu. Untuk mengetahui isi kepompong, mereka menggunakan sinar X berkekuatan tinggi dari perangkat akselerator partikel di Swiss. Hasil pindai dua alat ini menemukan bahw kepompong itu menyembunyikan bakteri dan sel-sel sperma.

Sebelumnya sperma tertua di dunia ditemukan di Baltik. Usia sperma itu sekitar 40 juta tahun. Tetapi sperma itu bukan milik binatang, tetapi milik tumbuhan unik yang masih ditemukan di Skotlandia. Tumbuhan itu diperkirakan mulai berkembang di Bumi sekitar 410 juta tahun silam. (Live Science)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI