Nasib MH370, 3 Teori di Balik Misteri Terbesar Dunia Penerbangan

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 23 Maret 2018 | 20:48 WIB
Nasib MH370, 3 Teori di Balik Misteri Terbesar Dunia Penerbangan
Foto yang dirilis Ocean Infinity pada Rabu (24/1) ini menunjukkan sejumlah teknisi di kapal Seabed Constructor sedang menurunkan kapal selam nirawak untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak 2014 silam. [AFP/Ocean Infinity]

Menurut mantan pilot Christopher Goodfellow, ada kemungkinan terjadinya korseleting pada sistem kemudi MH370. Ini, jelas dia, menjelaskan mengapa pesawat itu berbelok kembali ke Malaysia.

Goodfellow yakin kebakaran akibat korseleting itu membuat Shah dan kru kabin lumpuh. Alhasil, pesawat itu terbang ke selatan dipandu oleh sistem autopilot.

Patrick Smith, juga mantan pilot, ragu dengan teori kebakaran. Menurutnya jika terjadi kebakaran, mustahil MH370 bisa terbang selama 6 jam.

Para investigator sendiri sejauh ini yakin Shah berada dalam kondisi tak sadar di dalam pesawat. Tetapi belum ada penjelasan mengapa hal iteu terjadi.

Tetapi dari data yang dikumpulkan diketahui bahwa MH370 sempat dua kali berbelok. Pertama ketika berputar kembali ke arah Malaysia. Kedua, berbelok ke arah Samudera Hindia.

Jika Shah memang pada akhirnya tak sadar, dia atau kopilotnya adalah orang yang berbelok untuk kedua kalinya sebelum pesawat itu terbang dengan mode autopilot.

Dibajak Pilot

Byron Bailey, mantan pelatih pilot tempur angkatan udara Australia (RAAF), yakin bahwa Shah sengaja membuat celaka pesawat tersebut.

Dalam artikelnya di surat kabar Australian, ia menulis bahwa semua bukti menunjukkan bahwa Shah membajak pesawatnya sendiri.

Pada 2016, badan keselamatan penerbangan Australia, memastikan bahwa simulator penerbangan di rumah Shah pernah digunakan untuk menjajaki perjalann ke selatan Samudera Hindia.

Bailey yakin bahwa Shah sengaja mengurangi tekanan udara di dalam pesawat untuk melumpuhkan para penumpang dan kru, sebelum terbang sendirian selama enam jam sampai pesawat itu kehabisan bahan bakar.

Dalam kondisi sadar, Shah bisa bermanuver lebih leluasa, terbang ke arah laut dengan lebih halus, sehingga ketika menghantam laut pesawat tak akan pecah berkeping-keping.

Tapi dalam laporan terakhirnya di 2017, otoritas keselamatan penerbangan Australia menepikan teori tentang pembajakan oleh Shah. Alasannya karena pecahan pesawat yang sejauh ini ditemukan menunjukan bahwa bodi pesawat pecah ketika pesawat itu jatuh. (The Guardian)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI