Bogor Diguncang 76 Gempa Sejak 10 Agustus: Sesar Aktif atau Gunung Salak?

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 22 Agustus 2019 | 15:32 WIB
Bogor Diguncang 76 Gempa Sejak 10 Agustus: Sesar Aktif atau Gunung Salak?
Gunung Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [Shutterstock]

Suara.com - Kawasan di sekitar Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat telah diguncang 76 gempa selama periode 10 Agustus - 21 Agustus kemarin, demikian diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMGK). Rentetan gempa itu diperkirakan akan terus berlangsung.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa 76 gempa itu terjadi di sekitar Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.

"Jika kita mengamati rentetan gempa yang sedang berlangsung di Bogor saat ini, tampak bahwa fenomena gempa yang berpusat di Kecamatan Nanggung ini merupakan gempa tipe 3, yaitu aktivitas gempa swarm," jelas Daryono seperti yang dikutip dari akun Facebook-nya, Kamis (22/8/2019).

Gempa tipe 3, jelas Daryono, dicirikan dengan munculnya aktivitas gempa yang berlangsung secara terus menerus dengan magnitudo yang relatif kecil tanpa ada gempa utama.

Sementara gempa tipe 1 dicirikan dengan terjadinya gempa utama (mainshock) yang diikuti oleh gempa susulan (aftershocks). Gempa tipe 2 ditandai dengan munculnya gempa pendahuluan (foreshocks), kemudian terjadi gempa utama dan diikuti oleh aktivitas gempa susulan.

Lalu swarm sendiri adalah serangkaian aktivitas gempa yang terjadi di kawasan sangat lokal, dengan magnitudo relatif kecil, memiliki karakteristik frekuensi kejadian sangat tinggi, dan berlangsung dalam periode waktu tertentu.

"Aktivitas gempa di wilayah Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor saat ini layak disebut swarm karena gempa yang terjadi sangat banyak tetapi tidak ada gempa yang magnitudonya menonjol sebagai gempa utama (mainshocks)," beber dia.

Pelepasan tegangan

Berdasarkan data hasil pemantauan BMKG terkini, tampak ada kecenderungan frekuensi kejadian gempa swarm semakin meningkat.

Baca Juga: Sukabumi Ikut Diguncang Gempa saat HUT RI, Aparat: Kursi Bergetar

"Aktivitas gempa ini merupakan cerminan berlangsungnya proses pelepasan tegangan pada batuan kulit Bumi yang berlangsung karena karakteristik batuan yang rapuh (brittle)," jelas Daryono.

Jika medan tegangan yang tersimpan dalam sudah habis, ia menjelaskan, maka aktivitas gempa swarm ini dengan sendirinya akan berakhir.

"Bagi kalangan ahli, gempa swarm merupakan fenomena alam biasa. Namun demikian karena fenomena semacam ini jarang terjadi dan masyarakat sebagian besar belum banyak memahaminya, maka wajar jika banyak warga yang merasa resah," kata Daryono.

Peta titik-titik pusat Gempa Bogor selama periode 10 - 21 Agustus 2019. [Facebook/Daryono BMKG]
Peta titik-titik pusat Gempa Bogor selama periode 10 - 21 Agustus 2019. [Facebook/Daryono BMKG]

Dari 76 gempa yang terjadi selama periode 10 - 21 Agustus, terdapat lima gempa yang guncangannya dirasakan oleh warga. Pertama, dua gempa pada 19 Agustus yang masing-masing berkekuatan M 3 dan M 2,5.

Tiga gempa lainnya terjadi pada 21 Agustus, masing-masing berkekuatan M 3,9, M 3,4, dan M 3,3.

Sesar aktif atau aktivitas Gunung Salak?

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI