Orang Indonesia Masih Percaya Kunci Sukses Adalah Kerja Keras, Padahal...

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 25 Juni 2020 | 06:35 WIB
Orang Indonesia Masih Percaya Kunci Sukses Adalah Kerja Keras, Padahal...
Ilustrasi sukses [Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kepercayaan meritokrasi juga cenderung membebani individu miskin untuk hanya terus berusaha dan berkompetisi. Keyakinan ini menganggap bahwa mereka yang tetap miskin sebagai kelompok gagal yang kurang berusaha, alih-alih berpikir kemiskinan terjadi karena faktor struktural.

Ini membuat proses mobilitas sosial rentan menganggu kesehatan mental anak-anak miskin..

Selain kesehatan mental, membebankan mobilitas sosial semata pada individu rentan membuat anak-anak merasa terasingkan di lingkungannya karena sukses hanya tanggung jawab individu, bukan komunitas.

Apa yang bisa dilakukan?

Intervensi sederhana dengan menunjukkan level ketimpangan sesungguhnya di suatu daerah dan posisi ekonomi individu dalam skala nasional berpotensi mengurangi pandangan bahwa sukses terjadi hanya karena kerja keras.

Sebuah eksperimen yang dilakukan pada 2017 menunjukkan bahwa keyakinan masyarakat Indonesia pada meritrokrasi cenderung berkurang saat mereka diberi informasi tentang tingkat ketimpangan yang sesungguhnya terjadi.

Pemerintah perlu terus mendorong pengurangan ketimpangan dan sekat-sekat antar kelompok.

Pendidikan, yang selama ini justru memisahkan siswa berdasarkan capaian akademis yang cenderung bias kelas, harus menjadi tempat yang inklusif yang memungkinkan anak dari berbagai latar belakang untuk dapat berinteraksi.

Interaksi ini diharapkan mampu membuat antarkelompok saling berempati dan menyadarkan, khususnya kelompok menengah-atas, tentang privilese yang dimiliknya.

Baca Juga: Kepatuhan: Kunci Sukses Menuju New Normal

Di level perorangan, memotivasi individu untuk terus berusaha tentu sangat penting.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI