Ilmuwan Ungkap Penyebab Kehilangan Penciuman pada Pasien Covid-19

Kamis, 25 Juni 2020 | 21:25 WIB
Ilmuwan Ungkap Penyebab Kehilangan Penciuman pada Pasien Covid-19
Ilustrasi hidung [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Namun, penelitian kolaborasi internasional baru-baru ini menunjukkan protein ACE2 yang dibutuhkan virus untuk menyerang sel tidak ditemukan pada neuron penciuman. Adanya adalah "sel-sel berkelanjutan" yang mendukung neuron penciuman.

Para ilmuwan menduga sel-sel pendukung ini kemungkinan adalah sel-sel yang dirusak virus Covid-19 dan respons imun akan menyebabkan pembengkakan area itu, tetapi membiarkan neuron penciuman tetap utuh. Ketika sistem kekebalan telah berurusan dengan virus, pembengkakan mereda dan molekul aroma mendapatkan rute yang jelas ke reseptor yang tidak rusak dan indera penciuman kembali normal.

Sedangkan, dalam kasus mengapa indera penciuman tidak kembali normal selama beberapa minggu, hal itu lebih teoritis, tetapi berdasarkan pada apa yang telah diketahui tentang peradangan di sistem lain. Peradangan adalah respons tubuh terhadap kerusakan dan menghasilkan pelepasan bahan kimia yang menghancurkan jaringan yang terlibat.

Ketika peradangan semakin parah, sel-sel terdekat lainnya mulai rusak atau hancur oleh "kerusakan percikan" ini. Para ilmuwan percaya bahwa ini merupakan tahap kedua, di mana neuron penciuman rusak.

Pemulihan indera penciuman menjadi jauh lebih lambat karena neuron penciuman membutuhkan waktu untuk regenerasi dari pasokan sel-sel induk dalam lapisan hidung.

Pemulihan awal sering dikaitkan dengan distorsi indera penciuman yang dikenal sebagai parosmia, di mana hal-hal tidak mengeluarkan bau seperti dulu. Bagi banyak penderita parosmia, misalnya bau kopi sering digambarkan sebagai bau yang terbakar, kimia, kotor, dan dikaitkan pada limbah.

Dilansir dari Science Alert, bagi pasien Covid-19 yang mengalami kehilangan penciuman selama beberapa minggu, pasien dapat melakukan fisioterapi untuk hidung dengan pelatihan penciuman. Hal itu dapat membimbing neuron penciuman beregenerasi.

Baca Juga: Susul Kawasaki dan Honda, Suzuki Bakal Ikut Terjun ke Segmen Motor Elektrik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI