Kerugian ini terjadi karena para pekerja kehilangan pekerjaan mereka atau jam kerja mereka harus dipotong serta perusahaan harus mengurangi produksi atau menutup usahanya selama 2020-2022.
Kerugian ini lima kali lebih besar dari nilai uang yang dibutuhkan untuk membangun tol trans Sumatera, atau enam kali lebih besar dari anggaran pengentasan kemiskinan tahun lalu. Maka dari itu, pandemi telah menjadi ancaman besar tidak hanya bagi kesehatan publik, tapi juga kesejahteraan sosial dan ekonomi Indonesia.
Tidak hanya itu, jika terjadi penundaan distribusi vaksin, maka potensi kerugian ekonomi akan menjadi lebih besar lagi. Jika Indonesia menyelesaikan program imunisasi pada akhir 2021, PDB pada 2021 dan 2022 akan menjadi 8% dan 2% lebih rendah, jika dibandingkan dengan kondisi normal. Artinya, akumulasi kerugian ekonomi pada 2020-2022 akan menjadi Rp 3.050 triliun rupiah.
Dengan membandingkan akumulasi kerugian ekonomi dari skenario vaksinasi lebih cepat dengan skenario vaksinasi yang tertunda, saya menyimpulkan bahwa enam bulan penundaan penyelesaian vaksinasi akan mengakibatkan tambahan kerugian ekonomi sebesar Rp 657 triliun selama 2020-2022.
Selain dampak jangka pendek, resesi mendalam yang dipicu oleh pandemi juga meninggalkan luka yang membekas pada ekonomi. Kerugian tersebut akan terakumulasi dalam jangka panjang akan mengancam prospek upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Implikasi Kebijakan
Untuk menghindari jumlah korban dan kerugian ekonomi yang lebih besar, pemerintah perlu mengamankan jumlah ketersediaan vaksin dalam waktu dekat dan mengatur jadwal yang efektif untuk program imunisasi massal.
Indonesia, sejauh ini, telah menuju arah yang benar dengan mengalokasikan Rp 40,8 trilliun untuk pengembangan, produksi, dan pembelian vaksin COVID-19.
Perusahaan farmasi lokal juga telah bekerja sama dengan produsen global untuk mengamankan pasokan vaksin COVID-19 untuk Indonesia. Perusahaan farmasi Indonesia, Bio Farma, telah bekerja sama dengan perusahaan obat berbasis di Cina, Sinovac Biotech untuk melakukan fase ketiga dari uji klinis vaksin, dan pada waktu yang sama, perusahaan obat lokal lainnya Kalbe Farma telah bekerja sama dengan Genexine Inc. dari Korea Selatan untuk memulai uji klinis fase keduanya sendiri.
Baca Juga: Maruf Amin: Vaksin Covid-19 Belum Halal Boleh Digunakan, Tapi...
Langkah berikutnya adalah memastikan semua warga negara mendapat vaksin secara cepat, adil, dan merata.
Artikel ini sudah ditayangkan di The Conversation.