Dalam hal ini evakuasi mandiri dinilai lebih menjamin keselamatan, dengan cara menjadikan guncangan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami.
"Dengan evakuasi mandiri kita lebih banyak memiliki waktu emas (golden time) untuk menyelamatkan diri dari tsunami. Untuk itu, bagi masyarakat pesisir, jika merasakan guncangan gempa kuat maka segeralah menjauh dari pantai," lanjut dia.
Tak lupa Daryono memperingatkan di sebelah barat kluster pusat gempa saat ini, pernah menjadi pusat gempa besar yang memicu tsunami pada 25 Oktober 2010 pukul 21.42 WIB.
Saat itu terjadi gempa magnitudo 7,8 dengan kedalaman dangkal 20 km di zona megathrust. Dampak peristiwa tsunami yang terjadi pada saat itu, tercatat sebanyak lebih dari 400 orang meninggal dunia.
Gempa kembar
Ini merupakan gempa kembar kedua di daerah Sumatra sejak pesisir Bengkulu diguncang doublet earthquakes pada Agustus lalu. Gempa Bengkulu bermagnitudo 6.9 dan 6.8.
Adapun gempa kembar Mentawai memiliki magnitudo 5,6 dan 5,7. Episenter kedua gempa ini terletak di laut pada jarak sekitar 33 km arah Barat Daya Pagai Selatan pada kedalaman hiposenter 13 km dan 17 km.
Kedua gempa ini disebut doublet atau kembar karena kekuatannya yang hampir sama dan terjadi dalam jarak dan waktu yang relatif berdekatan.
Hanya dalam waktu 16 menit saja terjadi 2 kali gempa signifikan, dan kedua gempa ini dirasakan di Pagai, Kepulauan Mentawai, Padang, Painan, Bengkulu, dan Kepahiang, hingga membuat masyarakat panik.
Baca Juga: Gempa Mentawai Hari Ini: Kekuatan di Atas Magnitudo 5 dan Terjadi Beruntun