Suara.com - Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi Rusia mengumumkan bahwa ilmuwannya tidak akan berpartisipasi di konferensi internasional tahun ini.
Keputusan itu diambil saat invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan renggangnya hubungan antara ilmuwan Rusia dan komunitas riset internasional, sebagaimana dikutip dari The Verge, Rabu (23/3/2022).
Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Rusia, Valery Falkov juga bahwa sekolah seharusnya tidak lagi menekankan publikasi, ketika karya jurnal penelitian diindeks melalui dua basis data ilmiah internasional.
Ilmuwan Rusia masih diperbolehkan menerbitkan penelitian di jurnal internasional seperti Web of Science dan Scopus.
Penelitian mereka tidak akan berpacu dari dua indeks tersebut sebagai indikator kualitasnya.
Seperti diketahui, dua database itu merupakan sumber utama informasi ilmiah. Situs itu juga memiliki metrik yang banyak digunakan untuk mengevaluasi penelitian ilmiah.
![Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Rusia, Valery Falkov. [Telegram]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/03/23/37559-menteri-sains-dan-pendidikan-tinggi-rusia-valery-falkov.jpg)
Langkah tersebut merupakan kebalikan visi Rusia, di mana hampir satu dekade mereka berupaya untuk membuat lembaga penelitiannya lebih kompetitif secara internasional.
Rusia sebelumnya aktif merekrut sarjana internasional dan mendorong organisasi ilmiah untuk memeriksa karya peneliti mereka berdasarkan metrik di Web of Science dan Scopus.
Publikasi dari ilmuwan Rusia di jurnal internasional sendiri juga naik pada 2013 dan 2016 setelah kebijakan itu.
Baca Juga: Tenggelam Selama 650 Tahun, Ilmuwan Akan Temukan Kota Ravenser Odd
Dua minggu lalu, pemerintah Rusia memutuskan menghentikan penilaian penelitian ilmiah jika dipublikasikan di jurnal terindeks Web of Science dan Scopus.