Dikembangkan bersama AS sejak 25 tahun lalu, Arrow dibangun setelah Israel dihantam rudal Scud Irak pada Perang Teluk Pertama. Rudal anti-balistik itu dirancang khusus untuk mencegat rudal balistik jarak jauh, hingga ke luar atmosfer Bumi.
Faktanya beberapa varian tercanggih Arrow diklaim bisa menembak satelit dan bisa melesat dengan kecepatan supersonik.
Sebelumya sistem anti-balistik Arrow sudah digunakan pada 2017 lalu untuk menembak rudal anti-pesawat S-200 milik Suriah. Rudal itu tadinya menyasar pesawat tempur Israel, tetapi meleset dan mengarah ke pemukiman Israel.
Militer Israel, setelah berhasil mencegat rudal balistik Houthi itu, mengatakan Arrow adalah pukulan telak bagi Iran.
"Keberhasilan ini lebih dari sekedar melindungi warga Eilat dan membungkam Houthi. Tujuan utamanya adalah untuk membuktikan pada Iran, pihak di balik serangan ini, bahwa Israel memiliki kemampuan untuk menangkal program rudal mereka. Keberhasilan ini berdampak besar pada konflik di kawasan ini," kata pejabat militer Israel.
Sejauh ini hanya Israel dan Amerika Serikat yang memiliki dan mengoperasikan sistem persenjataan Arrow. Beberapa negara berniat membeli senjata ini antara lain India, Turki dan Jerman.