Suara.com - Saat ini, banyak produsen HP Android yang mengeluarkan ponsel kelas menengah dengan harga beragam, termasuk Samsung dan Xiaomi. Karena itu, banyak pengguna yang melakukan perbandingan antara kedua produsen tersebut.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa peringkat teratas produsen smartphone Android terbesar adalah Xiaomi dan Samsung. Meskipun Samsung telah memimpin selama lebih dari sepuluh tahun dengan lini Galaxy, Xiaomi masih merupakan perusahaan yang relatif muda.
Walau begitu, perusahaan asal China ini berhasil meraih pangsa pasar yang besar di Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Jika pengguna tengah mencari referensi sebelum membeli ponsel, berikut ini perbandingan Samsung vs Xiaomi:
1. Perangkat lunak dan privasi
Samsung One UI
Seperti namanya, One UI Samsung digunakan di semua perangkat Android dari pabrikan tersebut. Antarmuka Android yang dioptimalkan Samsung dianggap sebagai sesuatu yang menakjubkan dan menawarkan banyak fitur tambahan seperti fitur multitasking yang diperluas, dukungan untuk stylus S Pen Samsung, dan dukungan asli untuk layanan Samsung seperti Samsung S Cloud.
Selain layanan Samsung sendiri, hanya ada sedikit bloatware yang sudah diinstal sebelumnya dan terkadang pengguna mendapatkan pembaruan yang sangat lama. Pembaruan selama tujuh tahun hanya diperuntukkan smartphone flagship.
Samsung juga semakin berupaya menerapkan ekosistem perangkat keras dan perangkat lunaknya sendiri.
Xiaomi HyperOS
Baca Juga: Tidak Hanya di China, Xiaomi Mix Flip Bakal Dirilis Secara Global
Sistem operasi MIUI muncul dari custom ROM sebelumnya untuk ponsel Android yang di-root. Xiaomi mengadopsi sistem operasi ini dan telah mengembangkannya secara signifikan sejak saat itu. Xiaomi saat ini beralih dari MIUI, dan ponsel andalan pertamanya sudah dilengkapi dengan HyperOS baru.
Xiaomi juga secara signifikan meningkatkan kebijakan pembaruan sistem operasinya, terutama untuk ponsel andalan, dengan pembaruan keamanan selama lima tahun, hal yang sama juga ditawarkan Samsung untuk model perantaranya.
Di pasar kelas menengah, Xiaomi kini menjanjikan pembaruan keamanan selama empat tahun, yang seharusnya cukup baik bagi kebanyakan orang. Di sisi lain, Xiaomi berulang kali mendapat ulasan negatif dengan iklan dan bloatware di ponselnya.
Bagi banyak orang, sistem operasi Xiaomi juga dipertanyakan karena tidak sepenuhnya transparan dalam menangani data yang dikumpulkan. Sebagai perusahaan China, Xiaomi harus benar-benar mematuhi peraturan perlindungan data negara tersebut.
![Ilustrasi HP Xiaomi. [Unsplash/Amanz]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/05/23/33254-ilustrasi-hp-xiaomi.jpg)
2. Stabilitas dan keberlanjutan harga
Xiaomi adalah contoh utama pabrikan yang memproduksi "ponsel cepat". Dengan kata lain, harga smartphone tidak mahal dan akan mencapai akhir masa pakainya setelah sekitar dua tahun.